Kamis, 19 April 2012

LAPORAN BUKU BAHAYA MAKANAN HARAM “Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani” - Thobieb Al-Asyhar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi banyak berpengaruh pada kehidupan seorang muslim, sadar atau tidak sadar mereka terseret ke dalam arusnya. Sehingga dijumpai banyak orang menyatakan: "Yang haram aja susah apalagi yang halal." Satu ungkapan yang menggambarkan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan mereka terhadap rahmat dan rizki Allah. Padahal Allah dan Rasulullah Saw telah menegaskan dengan sangat tandas sekali bahwa Allah akan mencukupkan rizki mereka dan tidak membebankan hal itu kepada pundak mereka.
Di kalangan umat islam, permasalahan makanan masih dianggap sebagai sesuatu yang sekuler. Tidak jarang sebagian dari kita menempatkan makanan sebagai sesuatu persoalan yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Mungkin baru atau mulai bicara masalah ini saja sudah mendapat reaksi yang kurang baik. Bahkan pada tataran tertentu justru mendapat celaan yang cukup menyakitkan, seperti: “menjadi orang kok, makanan saja yang dibicarakan!” dan lain sebagainya.
Pandangan masyarakat terhadap masalah makanan sebagaimana di atas boleh jadi benar adanya. Karena, selama ini banyak dari para ulama, kyai, ustadz, guru dan lain-lain melihat makanan lebih pada tinjauan yang kurang proporsional. Bahkan, makanan sering “dilawankan dengan pentingnya menjaga kebersihan diri dengan puasa yang bisa mengantarkan pelakunya sebagai pribadi yang suci. Tidak jarang orang yang sering membicarakan masalah makanan dijuluki “Abdul Butun” alias abdi perut, sedangkan orang yang sering puasa dijuluki “Ahli Tirakat” karena selalu mengosongkan perutnya. Kalau pun menyinggung masalah makanan hanya ditekankan pada perlunya mencari makanan yang halal atau etika menyantapnya, seperti sebelum makan membaca “basmalah” dan mengakhirinya dengan “hamdalah”, bukan pada kajian ‘apa makna di balik makanan halal’ atau ‘apa hubungan antara makanan yang halal atau yang thayyibah (bergizi) dengan kesehatan jasmani dan kesucian rohani’. Oleh karena itu, kajian terhadap dalil-dalil yang berkaitan dengan makanan pun seringkali hanya pada kulitnya (makna zahir) saja. Sedangkan tinjauan non-zahiri belum atau tidak disentuh secara utuh. Maka tidak heran kalau umat islam Indonesia khususnya mudah sekali menyerbu restoran yang menyediakan makanan cepat saji yang berasal dari Amerika. Padahal makanan model seperti itu di negeri asalnya sudah mulai dibatasi, karena dianggap penyuplai lemak atau kolesterol terbesar.
Padahal, islam melihat makanan sebagai faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia, di samping ibadah-ibadah yang lain. Karena makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam ajaran islam banyak peraturan yang berkaitan dengan “makanan”, dari mulai mengatur makanan yang halal dan haram, etika makan, sampai mengatur idealitas kuantitas makanan di dalam perut. Salah satu peraturan yang terpenting adalah larangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram. Mengkonsumsi yang haram, atau yang belum diketahui kehalalannya akan berakibat serius, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kalau diteliti secara seksama, lebih dari tiga puluh ayat al-Quran menyebut “perintah” pentingnya umat islam menjaga dan memperhatikan makanannya. Belum lagi didukung oleh hadits-hadits Nabi yang mengupas persoalan tersebut, baik yang menyangkut substansi (zat) produk maupun cara memperolehnya. Berkaitan dengan pentingnya memperhatikan produk makanan, dalam sebuah hadistnya, Nabi sendiri pernah memberikan pelajaran bagi umat islam bagaimana caranya agar seorang dengan system auditing makanan yang akan dijual. Semangat yang bisa kita ambil pelajaran dari Nabi adalah bagaimana antara produsen makanan dan konsumennya harus saling memberikan perlindungan terhadap makanan yang akan dikonsumsi. Lebih-lebih masalah ini menjadi persoalan yang sangat krusial di tengah pesatnya teknologi pangan, yaitu produsen makanan tidak transparan dengan konsumen muslim yang senantiasa dituntut oleh ajarannya agar selalu memperhatikan makanannya.
Oleh karena itu, saya tertarik dan termotivasi untuk menganalisis buku ini. Tulisan ini bermaksud untuk mengupas dan memajukan pola pikir kita mengenai konsep makanan yang halal dan yang haram dalam islam ditinjau dari aspek zahiri dan lahiri menjadi penting. Karena selama ini, umat islam hanya tahu apa yang halal itulah yang harus dimakan, padahal konsep islam tidak sesederhana itu. Maka, sangat disarankan bagi seorang muslim untuk memahami konsep makanan dalam islam, agar di tengah budaya konsumerisme ini umat islam lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, agar peribadatan kita dapat berjalan dengan baik tanpa halangan suatu apa pun. Karena sekarang ini sangat banyak makanan yang masih kabur kehalalannya, atau masih dipandang halal disebabkan kajian lahirnya saja padahal mengandung dampak yang serius.

B. Identitas Buku
Buku ini berjudul “Bahaya Makanan Haram, Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani”. Penulis bernama Thobieb Al-Asyhar. Buku ini di edit oleh seorang editor bernama Ahmad Zubaidi. Sampul buku dan tata letak tulisan dan gambar yang ada di buku ini diatur oleh H. Saifuddin Aman, MBA. Buku ini merupakan cetakan pertama yang diterbitkan oleh PT. Al-Mawardi Prima, jalan Buncit Raya Pulo No. 5 Jakarta 12740, pada bulan Oktober tahun 2002.
Buku ini ditampilkan melalui media kertas dengan jenis dokumennya berupa buku teks. Buku ini berjumlah 228 halaman, dan memiliki keyword Halal-Haram, Industri Makanan. Buku ini bertema “Konsep makanan yang halal dan yang haram dalam islam ditinjau dari aspek zahiri dan lahiri”. Buku ini dapat diperoleh secara asli di perpustakaan Ditjen IKM. Selain itu, buku ini pun dilengkapi dengan pengantar yang disampaikan oleh Bapak Prof. KH. Ali Yafie, sebagai penasihat Majelis Ulama Indonesia, dan Ibu Prof. Dr. Hj. Aisyah Girindra, sebagai ketua LP-POM MUI.

C. Fokus Buku
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah yang dirinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana dampak budaya global yang serba modern dan teknologis bagi kehidupan manusia di seluruh negara yang ada di belahan bumi, terutama di negara-negara muslim?
2. Mengapa banyak terjadi kasus-kasus penipuan makanan, obatan-obatan, dan lain-lain yang sangat merugikan para konsumen?
3. Bagaimana makanan menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi munculnya berbagai jenis penyakit?
4. Mengapa makanan bukan hanya sebagai persoalan dunia, tetapi juga sebagai ibadah?
5. Bagaimana makanan dapat mempengaruhi berbagai bentuk perilaku seseorang?
6. Bagaimana masalah pemakaian sertifikasi halal pada produk makanan?
7. Apakah label halal dapat melindungi konsumen muslim dari berbagai kasus penipuan makanan?
8. Bagaimana pentingnya memakan makanan yang halal dan bergizi?
9. Bagaimana manfaat mengkonsumsi makanan yang halal bagi kesehatan, keimanan, dan perilaku manusia?
10. Bagaimana bahaya makanan yang diperoleh dari cara yang haram?
11. Bagaimana hikmah dan manfaat yang terkandung di balik semua aturan dan ketentuan Allah?




BAB II
BAHAYA MAKANAN HARAM
“Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani”
Oleh : Thobieb Al-Asyhar

A. Dampak Budaya Global yang Serba Modern dan Teknologis
Keadaan dunia yang semakin modern dan serba teknologis atau yang biasa dikatakan dengan era teknologi, telah membuat manusia semakin mudah untuk menggapai keinginan-keinginannya dengan bantuan teknologi, khususnya teknologi telekomunikasi, seperti televisi, radio, internet, telepon, faksimili, SMS, dan lain-lain. Karena semua kegiatan menjadi begitu mudah untuk dicapai, maka bukanlah hal yang sulit untuk memindahkan atau bertukar budaya. Berkomunikasi dengan manusia di belahan bumi lain bisa dilakukan secara langsung. Apa yang menjadi trend di belahan bumi utara bisa saja dalam sekejap langsung diikuti oleh orang-orang yang berada di belahan bumi selatan.Yang menjadi masalah adalah bagaimana akibatnya jika pertukaran trend itu diserap mentah-mentah, tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu oleh pihak penerima? Dampak percepatan perubahan budaya global (global lifestyle) yang membawa dunia pada The Boundless of The World (dunia tanpa batas) itu akan berimbas pada semua peradaban di belahan bumi mana pun dan merambah dengan begitu cepat di hampir semua aspek kehidupan, tak terkecuali di negara-negara muslim sekali pun.
Budaya global yang mengalami perkembangan amat dahsyat adalah makanan (food), pakaian (fashion), dan hiburan (fun). Khusus pada budaya makan dan minum telah menjadi varian yang cukup menonjol di lingkungan masyarakat kita, terutama umat islam. Budaya makan dan minum sudah mulai tercabut dari nilai-nilai asasi yang seharusnya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis dalam rangka menjalani kehidupan di dunia.
Pada zaman sekarang, banyak orang yang sudah tidak peduli dengan masalah halal dan haramnya makanan yang mereka konsumsi. Orang-orang hanya cenderung memperhatikan rasa dan trendnya saja. Kebanyakan dari mereka lebih percaya terhadap konsep higienisasi makanan, dan mereka menganggap bahwa makanan apapun asal higienis dan tidak mengandung racun dapat dimakan. Padahal semua itu tidak cukup, seharusnya kita pun mesti menjaga kehalalan dan gizinya. Alquran telah memberikan konsep yang seimbang, yaitu “halalan thayyiban” yang bermakna makanan halal dan baik (bergizi).
Sekarang ini, apa yang kita lihat dan rasakan sekarang, makan dan minum telah memasuki wilayah global lifestyle yang menjadi bagian dalam hidup modern. Apa yang dibeli, dimakan dan diminum hanya menjadi ilusi yang tidak tahu kapan akan berhenti mengalami perkembangan. Makanan yang dimakan dan minuman yang diminum bukan lagi menjadi kebutuhan mendasar manusia. Akan tetapi telah merambah pada jaring-jaring persepsi budaya yang tidak jelas akan pijakannya.
Bila manusia modern berani mengartikulasikan konsepnya tentang surga, dia akan menggambarkannya sebagai suatu keadaan yang mirip seperti mal, pasar swalayan, restoran, kafe, atau apapun namanya yang tersedia dengan segala macam makanan dan minuman yang dianggapnya mencerminkan trend modern dengan rupa dan jenisnya yang serba kini, seperti pizza, hamburger, steak, orange juice, coca cola, sprite, fanta, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua jenis makanan itu dijadikan simbol kemapaman seseorang dalam menjalani hidup ini, yaitu terlihat dengan gaya makanan dan minumannya. Sudah pasti dia akan melengkapi konsepnya itu dengan keinginan yang kuat agar dia tetap bisa tetap mengikuti dan mampu membelinya. Mungkin konsep gaya makan dan minumnya itu bisa disederhanakan dalam bahasa yang lugas dengan “tidak perlu kenyang, yang penting gaya!”. Dan sebaliknya, orang akan menganggap “kampungan” atau apalah namanya jika kita tidak pernah makan atau tidak mampu membelinya.
Yang lebih parah lagi, kecenderungan gaya makan dan minum trendi dibarengi dengan keinginan dan harapan bisa menambah kebugaran dan vitalitas yang tinggi. Caranya adalah dengan menambah makanan atau minuman tambahan (suplemen), seperti energy drink, capsul action dan lain-lain. Bahkan, dengan dalih pengobatan atau menambah stamina, banyak orang yang mulai mengkonsumsi minuman atau daging binatang yang diharamkan, seperti daging anjing, monyet, ular kobra, tikus, kalajengking, cicak serta berbagai reptil ataupun binatang buas lainnya.
Kondisi di atas merupakan fenomena yang sebenarnya tidak selalu berbanding lurus dengan tatanan nilai budaya lokal dan norma agama yang kita anut. Hanya manusialah yang dapat merasakan bosan, jenuh, mengeluh dalam “gumaman” panjang lebar, rasa terasing, merasakan dirinya ditendang dari surga, dan merasa ditolak oleh sesamanya sesuai kehidupan modern yang bersifat rutin, dan gambaran akan masalah-masalah dasar mengenai eksistensi manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia beragama yang mempunyai pijakan-pijakan yang didasarkan pada wahyu, hendaknya kita selalu waspada akan semua rangkaian tipu daya kehidupan dunia. Ada sebuah hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya sebagai berikut:
“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun, niscaya kamu ikut memasukinya pula. Para sahabat lantas bertanya ; Siapakah “mereka” yang baginda maksudkan itu, ya Rasulullah? Beliau pun menjawab: Orang-orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Bukhari)
Dan hadist lain menegaskan ; “Barang siapa bertasyabbuh, yakni meniru-niru tingkah laku suatu kaum, maka dia tergolong dari mereka (yakni termasuk ke dalam kelompok kaum yang ditirunya)”. (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud)
Maksud dari hadist-hadist tesebut adalah hendaknya kita tidak selalu mengikuti trend yang populer di lingkungan kita, kalau kita belum tahu persis, apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip ajaran islam atau tidak, khususnya dalam gaya hidup makan dan minum? Sebagaimana pula hadist Rasulullah yang kedua, bahwa jika seseorang meniru perilaku orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan segala adat dan kebiasaan yang melanggar ajaran Rasul, berarti dia termasuk golongan tersebut. Dan jika telah datang sebelum dia sadar akan kesalahan-kesalahannya.

B. Kasus-kasus Penipuan Makanan
Pernah ada anggapan bahwa dengan mayoritas muslim penduduk Indonesia, maka masalah konsumsi pangan pasti terjamin kehalalannya. Anggapan seperti ini diistilahkan oleh Dr. Ir. Amin Aziz (salah satu pendiri LP POM MUI) sebagai fallasi semu atau anggapan semu yang salah. Artinya, jaminan tersebut ternyata tidak terjadi dengan sendirinya tanpa ada sistem dan peraturan yang mendukungnya.
Sistem tersebut termasuk di dalamnya tingkat kesadaran dari konsumen dan produsen. Di Malaysia, masalah halal menjadi tanggung jawab pemerintah, yaitu bahagian hal ehwal islam. Dan masyarakatnya pun mendukungnya melalui kesadaran yang tinggi akan pentingnya mengkonsumsi makanan halal. Sementara di Singapura, negara yang muslimnya minoritas itu mampu menjadi salah satu pelopor perdagangan “halal food” di Asean, melalui MUIS (Majelis Ugama Islam Singapore).
Lalu bagaimana dengan Indonesia, Negara yang paling kita cintai? Ternyata tidak demikian adanya. Penduduk muslim Indonesia sejak berdirinya negeri ini sampai sekarang, terlalu sering menjadi objek permainan perdagangan bagi para kapitalis yang hanya mementingkan pihak mereka dan tanpa memikirkan perasaan keberagaman mayoritas penduduknya. Muslim Indonesia sudah lama kehilangan pijakan dalam menentukan kehalalan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
Sudah banyak peristiwa dan kasus yang terjadi berkaitan dengan penipuan terhadap hak-hak konsumen muslim yang paling asasi. Kasus-kasus penipuan tersebut, antara lain sebagai berikut.

1. Heboh Lemak Babi
Sekitar tahun 1980-an, ada sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seorang ahli teknologi pangan dari Universitas Brawijaya, Malang, bernama Ir. Tri Susanto, M.App, yang menyoroti adanya kandungan lemak babi dalam beberapa jenis makanan. Dari hasil penelitian tersebut, terungkaplah sekitar 34 item produk makanan yang terbukti secara ilmiah memiliki kandungan lemak babi.
Dalam perkembangannya, isu daftar produk berkandungan lemak babi itu meluas menjadi ratusan item. Bahkan melebar pada produk-produk yang sebenarnya tidak mengandung lemak haram tersebut, seperti produk pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci dan lain sebagainya. Produk-produk yang terkena imbas isu “lemak babi” diboikot masyarakat konsumen muslim. Angka penjualan menurun drastis. Akibatnya, tidak hanya secara mikro, tapi juga secara makro ekonomi nasional menjadi sangat terguncang.
Umat islam Indonesia terkena getahnya. Maunya berhati-hati, tapi kemudian malah jadi korban permainan bisnis para produsen yang tidak bertanggung jawab dan isu “lemak babi” yang tidak berujung. Perekonomian terancam hancur, dan masyarakat dalam menggunakan produk apapun menjadi tidak tenang.
Isu tersebut menjadi kali pertama umat islam disadarkan akan hak-haknya yang sudah lama dilupakan. Pada momen itulah kemudian lahir Lembaga Pengkajian Pangan, Obata-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI).
2. Heboh Permen Narkoba
Ini kejadian yang belum lama mengemuka di masyarakat. Bermula dari adanya produk “baru” sejenis permen, dan belakangan juga pulpen, yang harganya murah dan dapat dengan mudah ditemui dijajakan oleh pedagang asongan.
Permen yang berwarna-warni ini dikenali dari wanginya yang agak menusuk dan warnanya terang. Efek pertama yang dirasakan setelah makan permen ini adalah rasa enak dan kemudian ketagihan. Pada tahap lanjut, bahkan dapat membuat yang memakannya pusing, mabuk, dan mual. Gejalanya hampir sama dengan orang yang sedang sakaw (ketagihan yang diakibatkan karena konsumsi narkoba).
Penyelidikan yang dilakukan oleh lembaga berwenang, ternyata membuktikan bahwa permen dan juga pulpen tersebut memang benar mengandung narkoba.
3. Heboh Daging Babi
Bulan Ramadhan tahun 2002 di Jakarta ditandai dengan sempat turunnya angka penjualan daging sapi, terutama di pasar-pasar tradisional. Pasalnya adalah, adanya temuan tercampurnya daging babi di beberapa tempat penjualan sapi. Bukan karena faktor ketidaksengajaan, hal ini diduga keras karena ada motif kesengajaan oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin menganggu ketentraman ibadah puasa umat islam.
Daging babi sengaja diselundupkan atau disusupkan di antara daging sapi. Biasanya dengan menyatukan tumpukan daging-daging tersebut, atau dengan mensejajarkan letak daging-daging tersebut. Bagi konsumen yang tidak atau kurang teliti, sangat mungkin terjadi salah membeli. Apalagi bagi konsumen yang memang tidak tahu perbedaan antara keduanya.
Kasus yang paling heboh terjadi di Palembang. Pada saat itu, daging babi di sana “dicap” sebagai daging sapi. Daging haram tersebut mulai beredar menjelang Ramadhan tahun 1994. Tiga instansi pemerintah pada masa itu yang sudah pasti “terjerat babi” adalah Dinas Perkebunan Tk I Sumsel, Kanwil Pertanian Sumsel, dan Kanwil Koperasi Sumsel. Diduga hal yang sama juga terjadi di instansi lain atau di pasar tradisional.
Konsumen muslim di instansi-instansi tersebut tidak ada yang curiga, karena daging murah itu tampak sedikit berbeda dengan wujud daging sapi. Daging babi yang ditawarkan memang bukan dari babi piaraan, melainkan dari babi hutan yang berbeda sedikit saja dengan daging sapi, dan harganya murah pula.
4. Geger Ajinomoto
Di awal tahun 2001 negeri kita diguncang isu dahsyat berkaitan produknya dianggap oleh LP POM MUI dan YLKI mengandung unsur babi. Konsumen resah, dan umat islam pun merasa ditipu oleh perusahaan tersebut yang sudah puluhan tahun dipercayainya.
Dalam masalah ini, sebetulnya yang dipersoalkan adalah porcine (enzim dari babi) yang digunakan dalam salah satu rangkaian produksinya, tepatnya adalah salah satu nutrient media untuk pertumbuhan mikroba. Pada proses-proses bioteknologi yang melibatkan mikroba, semua media (mengandung nutrient untuk pertumbuhan mikroba) bercampur dengan mikroba dan produk yang dihasilkan. Pada waktu membuat starter, jika salah satu nutrientnya mengandung komponen turunan babi maka starter tersebut akan bercampur dengan komponen tersebut. Starter yang di dalamnya terikut komponen haram ini kemudian digunakan untuk memproduksi MSG. MSG yang diperoleh kemudian dipisahkan dan dimurnikan.
Sebenarnya, di LP POM MUI terjadi perdebatan seru mengenai hal ini, tetapi akhirnya persoalan dibawa ke komisi fatwa MUI dan diputuskan di sana. Dan fatwa MUI juga sejalan dengan pendapat Moslem Scholar dari IFANCA (organisasi sertifikasi halal terbesar di USA) yaitu Dr. Muhammad Munir Chaudry, yaitu produk bioteknologi akan halal apabila dalam rangkaian produksinya menggunakan bahan-bahan yang halal, termasuk media dan nutrient mikrobanya. Sebenarnya dua tahun yang lalu sejak kasus itu, MSG yang diroduksi oleh Ajinomoto Indonesia dinyatakan halal dan telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI. Dengan dasar sertifikat halal dari MUI itulah Ajinomoto Indonesia dapat mengajukan pencantuman label halal ke Ditjen POM Depkes (yang berwenang dalam masalah pelabelan produk pangan jad adalah Depkes, bukan MUI). Masalahnya, pada 6 bulan terakhir saat itu pihak Ajinomoto mengubah salah satu ingredien yang digunakan untuk produksi dengan ingredien yang bermasalah tanpa melaporkan ke LP POM MUI. Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh pihak Ajinomoto, apabila terjad perubahan maka harus melaporkan ke LP POM MUI sebagai pihak yang memeriksa kehalalannya untuk dievaluasi terus kehalalannya.
5. Kasus Kratingdaeng
Kratingdaeng sudah lama dikenal di masyarakat sebagai salah satu minuman suplemen penambah energi. Peran iklan yang gencar di berbagai media massa diakui sebagai salah satu penunjang keberhasilan pemasaran produk ini. Meskipun cukup banyak saingannya, produk ini termasuk yang terbesar. Dalam produksi minuman suplemen penambah energi ada pembatasan mengenai jumlah kandungan kafein yang diizinkan oleh Depkes RI, yaitu 50 mg maksimal. Hal itu dimaksudkan agar kandungan kafein tersebut tidak berbalik membahayakan tubuh, terutama fungsi syaraf. Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ternyata menunjukkan bahwa produk kratingdaeng memiliki kandungan kafein lebih dari 50 mg, yaitu 80 mg. Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi konsumen.
6. “Bonus” Ayam Bangkai
Rantai perdagangan dan pemasaran ayam potong di Indonesia yang sebagian besar masih melalui tangan distributor, dapat menyebabkan kematian sang ayam terjadi sebelum disembelih. Apalagi ditambah dengan sarana penampungan, penanganan, dan transportasi yang kurang memadai.
Adanya ayam bangkai yang terselip di antara ayam hidup memang jadi dilema bagi para pedagang ayam. Akhirnya banyak para pedagang ayam yang mengambil jalan pintas. Caranya, dengan menyatukan ayam bangkai dengan ayam hidup. Ketika menyembelih, mereka pura-pura tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus cermat dalam melihat keaslian ayam yang disembelih secara wajar dengan ayam bangkai, berikut ciri-ciri masing agar kita mudah untuk membedakan antara keduanya.

Keterangan Ayam Normal Ayam Bangkai
Warna Normal, merah-muda-putih merata pada semua bagian Merah tua, cenderung hitam tidak merata, terpusat pada bagian tertentu (terutama pada sayap)
Tekstur Normal, kenyal Lembek, kulit gampang terkelupas
Aroma Normal Berbeda dari ayam normal, agak keras atau berbau menusuk
Sendi/Tulang Saat dipotong bersih Saat dipotong keluar gumpalan darah

7. Bakso Tetangga Babi
Ini tentang sebuah pasar di daerah Bogor. Di sana terdapat sebuah tempat penggilingan bakso, sapi, tentu yang konon merupakan pusat penggilingan daging bagi para pedagang bakso untuk daerah Bogor dan sekitarnya. Menurut para pekerjanya, semua daging yang digiling di situ adalah daging sapi. Bila ada daging babi yang masuk, mereka akan menolaknya.Tapi tak jauh dari lokasi penggilingan, hanya sekitar 5 meter saja, terdapat ruangan terpisah dengan pintu bertuliskan “di sini jual BABI”. Unruk mencapai tempat penggilingan bakso itu, mau tidak mau, orang harus melewati depan ruangan babi. Bukan tidak mungkin, ada kotoran atau sisa-sisa si babi yang terbawa. Selain itu, orang pun dapat saja menyangka bahwa tempat penggilingan bakso dan jualan babi masih satu ruangan.
8. Bakso Cap Babi
Kasus ini terjadi di sebuah pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Di sana ada seorang pedagang yang selalu ramai dikerubuti pembeli. Ternyata orang-orang itu sedang berebut membeli daging babi. Dan mereka-mereka itu adalah para pedagang bakso keliling.
9. Sate Babi di Warung Nasi Rames
Di sebuah warung nasi rames sederhana yang berada di Semarang, ternyata menjual sate daging babi. Kasus ini pernah dialami oleh auditor LP POM MUI yang kebetulan sedang berdinas di Semarang.
10. Satu Pisau, Dua Jenis Daging
Kasus ini dialami oleh seorang ibu rumah tangga yang sedang belanja di sebuah swalayan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia melihat daging sapi segar di etalase kaca. Terpisah namun namun tepat di sebelahnya adalah etalase daging babi. Ketika meminta si pramuniaga memotongkan sapi untuknya, tiba-tiba si ibu urung membelinya, karena ternyata pisau yang digunakan si pramuniaga untuk memotong sapi adalah pisau yang juga digunakan untuk memotong daging babi, yang dilihat sendiri oleh si ibu.
11. Makanan Kaleng
Bagi penduduk metropolitan yang serba sibuk dan tak punya banyak waktu, makanan yang cepat saji dan praktis seringkali jadi pilihan utama. Namun, adakalanya kita tidak cukup jeli dan teliti mencermati aspek halal dan Thayyib dari produk daging dan sayur olahan hasil teknologi tinggi tersebut.
12. Keju dan Titik Kritisnya
Keju adalah bahan makanan yang tidak hanya padat gizi dan kaya protein, namun juga rasanya yang lezat dan dapat dengan mudah dikreasikan menjadi berbagai macam makanan dan kue. Tapi sekarang ini, dalam proses pembuatan keju, banyak yang menggunakan rennet (enzim yang digunakan sebagai pemecah protein) dari lambung babi, karena sumber rennet dari lambung anak sapi mulai sulit di dapat. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa rennet dengan mutu terbaik dihasilkan dari babi 50% dan dicampur lambung anak sapi 50%. Selain itu, yang cukup prospektif dan halal adalah penggunaan rennet dari mikroba. Menyikapi hal ini, yang kita perlukan adalah sikap teliti, dan tentu saja perlu terus mencari informasi tentang pabrik-pabrik pembuatan rennet yang halal dan baik.

C. Makanan Sebagai Faktor yang Paling Dominan dalam Mempengaruhi Munculnya Berbagai Jenis Penyakit
Banyak orang sering salah paham perihal yang haram dengan yang sehat, misalnya dalam soal kolesterol. Orang selalu mengidentikkan zat ini dengan unsur yang tidak sehat, tapi dia dihalalkan islam. Masalahnya, bukan terletak pada kolesterol itu sendiri, tapi bagaimana orang mengkonsumsinya. Padahal dalam tinjauan kesehatan, kolesterol itu baik jika dikonsumsi secara proporsional. Dan dia jadi tidak sehat jika dikonsumsi secara berlebihan, bahkan bisa mengganggu kesehatan.
Makanan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi terhadap hampir semua jenis penyakit yang diderita oleh seseorang. Faktor penyebab yang ditimbulkannya menduduki sampai pada 90%. Adapun beberapa kasus atau penyakit dalam kategori besar yang lebih disebabkan karena faktor makanan, antara lain sebagai berikut.
1. Penyakit jantung dan stroke
2. Penyaki kencing manis
3. Penyakit kanker
Mengingat di Indonesia, masalah makanan belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, maka kita harus mengontrol sendiri makanan yang akan kita konsumsi. Sulit memang, tetapi itulah yang harus dilakukan jika kita ingin hidup sehat.

D. Makanan Menjadi Amal Ibadah
Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang tidak hanya mempunyai nafsu, tetapi juga akal, hendaknya kita dalam memenuhi kebutuhan biologis (makan dan minum) harus dengan tata cara dan budaya yang sesuai dengan harkat kemanusiaannya. Lebih-lebih sebagai muslim, makan dan minum tentu harus pula mengikuti kaidah-kaidah islami, agar pemenuhan kebutuhan ini memperoleh multiguna, yaitu terpenuhinya kebutuhan biologis-badan selamat, terhindar dari penyakit akibat salah makan atau over dosis (kelebihan makan) sekaligus berfungsi sebagai aktivitas ibadah yang diridhai Allah.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ajaran islam tidak menganggap persoalan makan hanya sebagai persoalan dunia, tetapi juga sebagai ibadah. Hal ini tergantung motivasi dari motivasi pada manusianya sendiri. Allah SWT berfirman :
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S Adz-Dzariyat : 56)
Dengan demikian, untuk mencapai hasil yang multiguna, orang yang beriman tidak boleh mengikuti kaum kafirin dalam segala aspek kehidupannya.

E. Makanan Dapat Mempengaruhi Berbagai Bentuk Perilaku Seseorang
Dalam islam, makanan merupakan tolak ukur dari segala cerminan penilaian awal yang bisa mempengaruhi berbagai bentuk perilaku seseorang. Makanan bagi umat islam tidak hanya sekedar sarana pemenuhan bagian dari kebutuhan secara lahiriyah, tapi juga kebutuhan spiritual yang mutlak Menurut pandangan Prof. KH. Ibrahim Hoesein, bahwa halal-haram bukanlah persoalan sederhana yang dapat diabaikan, melainkan masalah yang amat penting dan mendapat perhatian dari ajaran agama secara umum. Karena, masalah ini tidak hanya menyangkut hubungan antar sesama manusia, tapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.

F. Pemakaian Sertifikasi Halal Pada Produk Makanan
Keinginan mengenai pemakaian sertifikat halal di Indonesia mulai muncul karena disebabkan oleh keadaan umat islam Indonesia yang sudah terlalu sering dijadikan bulan-bulanan oleh para produsen makanan. Bahan pangan yang setiap harinya dikonsumsi ternyata tidak sepenuhnya terjamin akan kehalalannya. Ide itu berawal dari hasil penelitian Dr. Ir. Tri Sutanto, dosen teknologi pangan pada Universitas Brawijaya (UNBRAW) Malang. Di dalam Bulletin Canopy (Januari, 1998), yang diterbitkan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan UNBRAW, dimuat penemuannya mengenai beberapa jenis makanan dan minuman yang mengandung lemak babi. Iba Keadaan tersebut kemudian berdampak pada stabilitas ekonomi secara nasional yang nyaris lumpuh. Kemudian pada tahun 1989, Majelis Ulama Indonesia mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah itu. Waktu itu MUI memutuskan untuk terjun langsung menangani masalah tersebut karena dikhawatirkan akan terjadi heboh yang lebih besar. Dari latar belakang tersebut, MUI diminta untuk turun tangan dalam menentramkan umat dengan mendirikan Lembaga Pengkajian Pangan, Obata-obatan dan Kosmetika (LP POM), yaitu pada tanggal 6 Januari 1989. Adapun tujuan diadakannya SERTIFIKASI HALAL pada produk makanan adalah untuk mencapai ketentraman batin masyarakat dalam konsumsi makanannya sesuai dengan imannya, sehingga dapat menunjang kelancaran dan kestabilan pembangunan nasional. Demikian juga dengan adanya sertifikasi halal membuat produsen makanan tidak akan dirugikan, justru akan lebih terjamin kelangsungan usahanya.
Sementara di mancanegara, urusan makanan yang akan kita konsumsi memang penting. Kadang kala saking pentingnya, yang pertama kita perhatikan bila tiba di sebuah daerah baru, adalah masalah yang satu ini. Khususnya bagi umat islam, yang mana masalah ini tidak cuma berkaitan dengan kenyang-laparnya perut, tapi juga selalu terkait erat dengan kebersihan spiritualitas kita. Namun, kita tidak perlu terlalu khawatir karena takut kesulitan mencari makanan yang halal ketika berada di luar negeri. Sebab, akhir-akhir ini di mancanegara pun sudah cukup banyak tersedia makanan yang bertanda halal maupun yang bersetifikat (berlabel) halal.
G. Label Halal Melindungi Konsumen Muslim
Sebagai konsumen yang menduduki peringkat mayoritas, umat islam harus terlindungi bahan pangannya dari pencemaran bahan-bahan haram, baik bahan utama maupun bahan aditif dalam proses pengolahannya. Karena bagaimana pun masalah halal lebih terfokus pada hubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya, yang tidak boleh ditutupi hanya untuk kepentingan praktis, seperti kepentingan politik, ekonomi, bisnis, stabilitas dan lain-lain yang belum jelas kecenderungannya. Namun, perlindungan atau tanggung jawab pribadi-pribadi. Sehingga apabila konsumen mengetahui keadaan yang sebenarnya otomatis menjadi tanggung jawab masing-masing. Karena kekuatan sertifikasi halal hanya untuk melindungi konsumen muslim agar terlindung dari produk makanan dan minuman haram (secara dzatiyahnya), sedangkan secara ghairu dzatiyah (di luar substansinya) tidak dapat dipenuhi secara kelembagaan.

H. Pentingnya Memakan Makanan yang Halal dan Bergizi
Maksud Allah menekankan perintah pentingnya memakan makanan yang bergizi di samping halal adalah karena untuk kebaikan manusia itu sendiri. Makanan bergizi merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memperoleh kualitas kesehatan yang baik. Dan kesehatan yang baik berarti sangat berpengaruh terhadap kualitas akal dan rohaninya. Untuk itulah, konsumsi makanan yang bergizi dalam kadar yang cukup untuk menjaga keseimbangan kita menjadi keharusan agama. Keseimbangan mental yang didukung oleh kualitas kesehatan tubuh kita akan meningkatkan kesalehan ritual dan sosial.

I. Manfaat Makanan yang Halal Bagi Kesehatan, Keimanan, dan Perilaku Manusia
Ajaran Allah yang mengharuskan kita untuk selalu menjaga kehalalan pangan yang kita konsumsi sudah pasti mengandung berbagai maksud dan manfaat. Di samping karena alasan yang bersifat lahir (yaitu menjaga keseimbangan kesehatan dan tubuh), juga mengandung hikmah-hikmah batin yang tidak semuanya bisa disentuh oleh kemampuan akal manusia. Manfaat yang bisa dirasakan secara langsung dari makanan halal terhadap kesehatan, keimanan, dan perilaku antara lain adalah menjaga keseimbangan jiwa manusia yang hakikatnya suci (fitrah) sebagaimana baru dilahirkan di dunia, menumbuhkan sikap juang yang tinggi dalam menegakkan ajaran Allah dan Rasul-Nya di bumi, dapat membersihkan hati dan menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak perlu, dan menumbuhkan kepercayaan diri di hadapan Allah.

J. Bahaya Makanan yang Diperoleh dari Cara yang Haram
Allah SWT dengan sangat tegas sudah melarang kepada kaum muslimin untuk tidak sekali-sekali memakan sesuatu yang diperoleh dari cara haram. Namun demikian, ada beberapa masalah yang dianggap mendapat perhatian yang serius dalam ajaran islam, sementara masalah itu hampir-hampir membudaya di lingkungan masyarakat kita, yaitu makan hasil riba, makan harta anak yatim yang diambil dengan cara batil, dan makan hasil korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Semua itu janganlah sekali-sekali dilakukan, karena makanan yang dihasilkan dari cara yang tidak halal akan berakibat buruk di akhirat kelak.

K. Hikmah dan Manfaat yang Terkandung Di Balik Semua Aturan Allah
Dalam doktrin islam, bahwa keharaman dan kehalalan sesuatu secara substansinya itu merupakan otoitas mutlak yang dipunyai oleh Allah SWT yang tidak boleh diotak-atik akal manusia yang terbatas. Manusia hanya boleh menduga-duga maksud hakiki dari Syar’i (Allah) tanpa harus menyimpulkan secara mutlak. Jadi kita harus menerima apa-apa yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, baik berupa perintah maupun larangan. Hal ini disebabkan apa yang disyari’atkan Allah kepada manusia adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, apabila manusia melanggar hukum Allah, pasti akan mendapatkan dampak negatif dari pelanggarannya itu.
Mengingat pentingnya konsumsi yang halal bagi manusia, dan harapan Allah agar manusia selalu dalam kerohanian baik secara jasmani dan rohani, maka islam memberikan perhatian dan peringatan keras terhadap kaum muslim agar tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram.

L. Kesimpulan
Dari hasil analisis mengenai konsep makanan halal dan haram yang dibahas di buku ini, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa di kalangan umat islam, permasalahan makanan masih dianggap sebagai sesuatu yang sekuler. Sehingga tidak jarang sebagian dari kita menempatkan makanan sebagai sesuatu persoalan yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Yang lebih parah, penduduk muslim Indonesia sejak berdirinya negeri ini sampai sekarang, terlalu sering menjadi objek permainan perdagangan bagi para kapitalis yang hanya mementingkan pihak mereka dan tanpa memikirkan perasaan keberagaman mayoritas penduduknya. Muslim Indonesia sudah lama kehilangan pijakan dalam menentukan kehalalan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Oleh sebab itu, sudah banyak peristiwa dan kasus penipuan yang terjadi berkaitan dengan hak-hak konsumen muslim yang paling asasi, seperti terjadinya kasus lemak babi, kasus kratingdaeng, kasus daging babi, permen narkoba, kasus ayam bangkai, dan lain-lain.
Lebih-lebih sebagai muslim, makan dan minum juga harus mengikuti kaidah-kaidah islami, agar pemenuhan kebutuhan ini memperoleh multiguna, yaitu terpenuhinya kebutuhan biologis-badan selamat, terhindar dari penyakit akibat salah makan atau over dosis (kelebihan makan) sekaligus berfungsi sebagai aktivitas ibadah yang diridhai Allah. Di dalam islam, makanan juga merupakan tolak ukur dari segala cerminan penilaian awal yang bisa mempengaruhi berbagai bentuk perilaku seseorang. Makanan bagi umat islam tidak hanya sekedar sarana pemenuhan bagian dari kebutuhan secara lahiriyah, tapi juga kebutuhan spiritual yang mutlak.
Sebagai konsumen yang menduduki peringkat mayoritas, umat islam harus terlindungi bahan pangannya dari pencemaran bahan-bahan haram, baik bahan utama maupun bahan aditif dalam proses pengolahannya. Oleh karena itu, munculah keinginan untuk melakukan sertifikasi halal terhadap semua produk makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat. Adapun tujuan diadakannya SERTIFIKASI HALAL pada produk makanan adalah untuk mencapai ketentraman batin masyarakat dalam konsumsi makanannya sesuai dengan imannya, sehingga dapat menunjang kelancaran dan kestabilan pembangunan nasional. Demikian juga dengan adanya sertifikasi halal membuat produsen makanan tidak akan dirugikan, justru akan lebih terjamin kelangsungan usahanya.
Oleh sebab itu, mengingat pentingnya konsumsi yang halal bagi manusia, dan harapan Allah agar manusia selalu dalam kerohanian baik secara jasmani dan rohani, maka islam memberikan perhatian dan peringatan keras terhadap kaum muslim agar tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram.












BAB III
ANALISIS BUKU

A. Dampak Budaya Global yang Serba Modern dan Teknologis
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa budaya global yang mengalami perkembangan dahsyat itu telah membawa dunia pada keadaan yang tanpa batas (The Boundless of The World), karena semua peradaban di belahan bumi mana pun pasti akan terimbas oleh percepatan perubahan budaya global tersebut. Budaya global itu telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia di dunia ini, seperti makanan, pakaian, dan hiburan. Budaya itu telah menggambarkan kepada kita, bahwa manusia haus dan lapar bukan kembali pada pijakan yang bersifat alami yang mutlak diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Akan tetapi manusia haus dan lapar lebih pada “konsumtifisme”. Tindakan membeli dan mengkonsumsi telah menjadi tujuan irasional dan kompulsif, karena tujuannya terletak pada membeli dan sandaran trend itu sendiri, tanpa adanya hubungan sedikit pun dengan manfaatnya atau kesenangan dalam membeli dan mengkonsumsi barang-barang.

B. Kasus-kasus Penipuan Makanan
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa penduduk islam di Indonesia ini terlalu sering menjadi objek permainan perdagangan bagi para kapitalis, sehingga muslim Indonesia sudah lama kehilangan pijakan dalam menentukan kehalalan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Bahkan di Indonesia pun sudah sering terjadi kasus-kasus penipuan konsumen. Berbeda dengan negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura. Di Malaysia, masalah halal menjadi tanggung jawab pemerintah, selain itu masyarakatnya pun mendukungnya melalui kesadaran yang tinggi akan pentingnya mengkonsumsi makanan halal. Sedangkan di Singapura, meskipun muslim di sana minoritas, tetapi mereka mampu menjadi salah satu pelopor perdagangan “halal food” di Asean. Oleh karena itu, sebenarnya Indonesia pun bisa seperti kedua negara tersebut, asalkan ada kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat yang baik. Pemerintah yang bertanggung jawab dan masyarakat yang memiliki kesadaran yang kuat.

C. Makanan Sebagai Faktor yang Paling Dominan dalam Mempengaruhi Munculnya Berbagai Jenis Penyakit
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa makanan itu merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi munculnya berbagai penyakit. Karena berdasarkan sabda Rasulullah SAW bahwa “Segala jenis penyakit itu berawal dari perut”. Oleh karena itu, kita harus mencermati segala bentuk makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut kita. Mengingat di Indonesia, masalah makanan belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, maka kita sendirilah yang harus bisa mengontrol sendiri makanan yang akan kita konsumsi.

D. Makanan Menjadi Amal Ibadah
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa islam tidak menganggap persoalan makan hanya sebagai persoalan dunia saja, tetapi juga sebagai ibadah. Pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, kita, sebagai seorang muslim diharuskan mengikuti tata cara dan budaya yang diridhai oleh Allah, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena tolak ukur dari semua tingkah laku dan budaya umat islam adalah Rasulullah SAW, bukan simbol keunggulan seseorang atau budaya yang didasarkan pada ajaran hawa nafsu.
Padahal kalau kita kaji dan kita letakkan pada tatanan nilai yang tepat, budaya mkan dan minum seseorang itu terdapat korelasi yang sangat menonjol terhadap akhlak. Di samping faktor kehalalan makanan atau minumannya, tata cara dan budaya bersantap juga mencerminkan budaya kehidupan kita.

E. Makanan Dapat Mempengaruhi Berbagai Bentuk Perilaku Seseorang
Makanan mempunyai pengaruh yang dominan bagi orang yang memakannya.Makanan yang dimakan itu mempengaruhi diterima dan tidaknya amal shalih seseorang. Hal ini tentunya cukup membuat kita memberikan perhatian yang serius dan berhati-hati dalam permasalahan ini. Makanan yang halal dan bersih akan membentuk jiwa yang suci dan jasmani yang sehat. Sedangkan makanan yang haram akan membentuk jiwa yang keji dan hewani.
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa dalam islam, makanan merupakan tolak ukur dari segala cerminan penilaian awal yang bisa mempengaruhi berbagai bentuk perilaku seseorang. Misalnya saja, dengan kita selalu menjaga kehalalan makanan, hal itu dapat menjaga keseimbangan jiwa kita yang hakikatnya suci (fitrah), membersihkan hati, menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak perlu, dan juga menumbuhkan kepercayaan diri di hadapan Allah. Sedangkan dampak dari mengkonsumsi makanan haram, seseorang akan mempunyai mempunyai kecenderungan untuk selalu melakukan dosa yang semakin jauh dari tuntunan Ilahi, seperti sering berbuat keonaran, kerusuhan, dan keributan. Akibatnya, ia semakin terbenam dalam kebiasaan-kebiasaan yang dibimbing oleh hawa nafsu. Mudah-mudahan hal ini membuat kita lebih berhati-hati.

F. Pemakaian Sertifikat Halal Pada Produk Makanan
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa sertifikasi halal di Indonesia muncul karena keinginan umat islam Indonesia yang terlalu sering dijadikan bulan-bulanan oleh para produsen makanan. MUI sebagai badan yang mewakili umat islam Indonesia mengeluarkan sertifikasi halal dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum dan moral kepada konsumen muslim, bahwa makanan itu halal untuk dikonsumsi. Saya pun setuju dengan pernyataan bahwa di mancanegara sudah cukup banyak tersedia makanan yang bertanda halal maupun yang bersertifikat. Contohnya saja seperti di Austria, Inggris, Singapura, Malaysia, Australia, Amrika Serikat, Jerman, dan Italia.


G. Label Halal Melindungi Konsumen Muslim
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa label halal melindungi konsumen muslim, karena label halal dalam suatu produk makanan menjadi sangat urgen dalam era teknologi pangan yang sangat canggih. Adanya label halal yang dikeluarkan secara hati-hati dan ketat dalam suatu produk makanan tidak saja memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memilih status kehalalannya, namun juga dapat mendorong terciptanya iklim ketentraman batin yang bisa meningkatkan semangat spiritualisme massal dalam sebuah negara.

H. Pentingnya Memakan Makanan yang Halal dan Bergizi
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa permasalahan halal dan haram sangat penting sekali bagi seorang muslim. Hal ini ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah SWT antara makanan yang baik dengan amal shalih dan ibadah. Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan yang lainnya, dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT itu baik, tidak menerima kecuali yang baik dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul."
Sesungguhnya perintah Allah yang menekankan kita untuk memakan makanan yang bergizi di samping halal adalah untuk kebaikan kita sendiri. Itu menandakan bahwa Allah begitu sayang dengan kita. Kalau Allah begitu sayang kita, mengapa kita tidak mau menyayangi diri kita sendiri dengan memakan makanan yang halal dan bergizi. Makanan bergizi juga merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk memperoleh kualitas kesehatan yang baik.
Setelah mengetahui yang dihalalkan Allah adalah semua yang baik dan sebaliknya yang diharamkan semuanya pasti buruk, apalagi yang menjadi halangan menghindari yang haram dan hanya mengambil yang halal saja? Tinggal kita laksanakan saja perintah Allah untuk memakan yang halal dan baik dan tidak mengikuti jejak dan ajakan setan yang mengajak kepada keburukan dan kesengsaraan. Karena hal ini merupakan wujud syukur kita kepada Allah yang telah memberikan rizki-Nya yang luas dan banyak.

I. Manfaat Makanan yang Halal Bagi Kesehatan, Keimanan, dan Perilaku Manusia
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa Ajaran Allah yang mengharuskan kita untuk selalu menjaga kehalalan pangan yang kita konsumsi sudah pasti mengandung berbagai maksud dan manfaat, karena Allah adalah Tuhan kita yang mengatur segala urusan. Manfaat dari mengkonsumsi makanan halal itu dapat dirasakan baik bagi kesehatan, keimanan, dan juga perilaku kita.
Sebenarnya asal hukum segala jenis makanan, baik dari hewan, tumbuhan, laut, maupun daratan adalah halal sampai ada dalil yang mengharamkannya. Tidak boleh bagi seorang pun mengharamkan suatu makanan kecuali berlandaskan dalil dari Al-Quran dan hadits yang shahih. Apabila seseorang mengharamkan tanpa dalil, maka dia telah membuat kedustaan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Karena asal hukum makanan adalah halal, maka Allah tidak merincinya dalam Al-Quran. Lain halnya dengan makanan haram, Allah telah merincinya secara detail dalam Al-Quran atau melalui lisan Rasul-Nya yang mulia.

J. Bahaya Makanan yang Diperoleh dari Cara yang Haram
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa di Indonesia sudah mulai membudaya cara-cara haram dalam memperoleh makanan, seperti dengan cara riba, merebut harta anak yatim, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), mencuri, merampok, dan lain-lain. Padahal Indonesia merupakan negara yang mayoritas umat muslimnya lebih banyak dibandingkan negara lain. Oleh sebab itu, islam sangat keras melarang umatnya untuk memperoleh harta-harta dengan cara yang tidak halal dan dzalim, karena akibatnya akan dirasakan kembali oleh pelakunya tersebut.

K. Hikmah dan Manfaat yang Terkandung Di Balik Semua Aturan Allah
Saya setuju dengan pernyataan penulis, bahwa semua perintah dan larangan Allah itu mempunyai maksud dan hikmah di dalamnya, yakni untuk kebaikan manusia itu sendiri. Jika kita sebagai manusia melanggar hukum Allah, maka kita harus siap mendapatkan dampak negatif dari pelanggarannya itu. Seperti misalnya, Mengapa Allah mengharamkan kita untuk meminum segala sesuatu yang memabukkan? Mengapa Allah mengharamkan babi dan keturunannya? Mengapa hewan itu harus disembelih dahulu? dan lain sebagainya. Semuanya itu memiliki maksud dan hikmahnya, dan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini adalah mencari hikmah dari hukum Allah tersebut.




















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis terhadap buku “BAHAYA MAKANAN HARAM, Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani” serta pembahasan bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan buku ini hanyalah paparan mengenai konsep makanan yang halal dan yang haram dalam islam. Akan tetapi, buku ini tidak akan berguna kecuali jika kita mengamalkannya. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi seorang muslim untuk memahami konsep makanan dalam islam, agar di tengah budaya konsumerisme ini umat islam lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Sebab sudah banyak kasus penipuan yang terjadi berkaitan dengan masalah makanan, terutama di Indonesia, seperti kasus lemak babi, daging babi, ayam bangkai, kratingdaeng, dan sebagainya. Buku ini sangat baik untuk dibaca, karena dapat menunjang pemahaman kita mengenai fungsi makanan yang bermanfaat bagi kesempurnaan kebutuhan fisik dan psikis, agar peribadatan kita tetap berjalan dengan lancar dan baik.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai buku ini, berikut merupakan saran yang dapat penulis sampaikan.
1. Bagi Penulis
Dari hasil analisis dan pembahasan, buku ini ditulis dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti sehingga siapa saja yang membacanya dapat memahaminya. Di dalam buku ini pun tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan, baik dalam penulisannya maupun dalam pembahasan isi buku ini. Namun, pembahasan yang sudah ada terlalu panjang lebar dan masih kurang terperinci. Oleh karena itu, penulis memberikan rekomendasi kepada pihak penulis buku, agar pada penulisan buku yang berikutnya disertakan pembahasan-pembahasan yang lebih terperinci dan tidak terlalu panjang lebar, sehingga pembahasannya lebih jelas dan para pembacanya pun menjadi lebih cepat memahami isi buku tersebut. Tidak lupa juga untuk menambahkan dalil-dalil yang mendukung pembahasannya agar para pembaca menjadi lebih yakin lagi mengenai pembahasan isi buku tersebut.

2. Bagi Pembaca
Dari hasil analisis dan pembahasan, buku ini mengupas tentang konsep makanan yang halal dan yang haram dalam islam ditinjau dar aspek zahiri dan lahiri menjadi penting. Karena sebagaimana kita telah mengetahui bahwa umat islam sekarang hanya tahu apa yang halal itulah yang harus dimakan, padahal sebenarnya konsep islam tidak sesederhana itu. Oleh karena itu, penulis memberikan rekomendasi kepada para pembaca, khususnya bagi umat muslim untuk memahami konsep makanan dalam islam, agar di tengah budaya konsumerisme ini umat islam lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Karena sekarang ini sangat banyak makanan yang masih kabur kehalalannya, atau masih dipandang halal disebabkan kajian lahirnya saja padahal mengandung dampak yang serius. Untuk itulah, buku ini sangat baik dibaca oleh siapapun untuk menunjang pemahaman fungsi makanan bagi kesempurnaan kebutuhan fisik dan psikis, agar peribadatan kita dapat berjalan dengan baik tanpa halangan suatu apapun.

3. Bagi Penganalisis Buku Selanjutnya
Dari hasil analisis dan pembahasan, buku ini sudah cukup menjelaskan mengenai konsep makanan yang halal dan yang haram. Namun, penulis memberikan rekomendasi kepada penganalisis selanjutnya, agar lebih banyak membaca referensi-referensi yang mendukung analisis terhadap buku ini.




DAFTAR PUSTAKA

Al-Asyhar, Thobieb. 2002. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani. Jakarta : PT. Almawardi Prima.
Syamhudi, Ustadz Kholid. 2008. Dampak Buruk Makanan Haram Bagi Seorang Muslim. (http://www.UstadzKholid.com, diakses 31 Maret 2009).
Yusuf, Abu Ubaidah. 2008. Indahnya Fiqih Praktis Makanan. Jakarta: Pustaka Al-Furqan.

Senin, 09 April 2012

Contoh Format Surat Lamaran Kerja

Bandung, 26 Oktober 2010

Hal : Lamaran Pekerjaan
Lamp : 1 berkas


Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pimpinan ..............
Jl. .....................

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat :
No. Telepon :
Pendidikan Terakhir :
Dan sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan berkas-berkas sebagai berikut :
1. Curiculum Vitae
2. Fotocopy ijazah terakhir dan transkrip nilai
3. Foto berwarna ukuran 3 x 4 cm dua lembar
4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
5. Lampiran Prestasi dan sertifikat-sertifikat
Demikian surat lamaran ini saya ajukan, besar harapan saya agar dapat diterima sebagai ......... di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Atas perhatian Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih.



Hormat saya,




................

Minggu, 01 Januari 2012

Anak Berkebutuhan Khusus

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah seorang anak yang mengalami “hambatan perkembangan dan belajar” sehingga memerlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak secara individual.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) terdiri dari kelompok yang permanent dan kelompok temporer.
1. Permanen: yang tidak bisa disembuhkan lagi, karena hambatan yang dialaminya membutuhkan layanan pendidikan khusus secara terus menerus.
2. Temporer: karena hambatan yang dialaminya membutuhkan layanan pendidikan khusus bersifat sementara.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan Hambatan Permanen
Mereka yang tergolong permanen mencakup anak yang mengalami:
- gangguan penglihatan
- gangguan pendengaran
- gangguan kecerdasan
- gangguan gerak
- gangguan interaksi dan komunikasi
- gangguan emosi, sosial dan tingkah laku, dll.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan Hambatan Temporer
Mereka yang tergolong temporer, mencakup:
1. Anak jalanan
- Anak di jalanan, tapi dia masih punya rumah dan orang tua (dia masih bisa pulang)
- Anak yang mencari nafkahnya di jalanan (mungkin punya orang tua mungkn tidak)
- Anak yang hidup di jalanan, tidak punya orang tua dan tidak bisa pulang ke rumah.
2. Anak korban bencana
3. Anak dari keluarga tidak mampu
4. Anak berada dalam lingkungan kelas atau sekolah yang tidak menguntungkan, dll.

Mengapa terjadi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)?
Hambatan yang terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa disebabkan oleh faktor internal, eksternal atau gabungan kedua faktor internal dan eksternal.
• Faktor Internal
Faktor internal pada diri anak akibat adanya kerusakan secara fisik seperti kehilangan fungsi penglihatan, kelayuhan pada bagian otak (cerebral palsy), dll.
• Faktor Eksternal
Faktor eksternal di luar diri anak, seperti anak mendapat perlakuan diolok-olok, tidak pernah dihargai, kehilangan kepercayaan diri, pola asuh yang salah dari orang tua, dll.
• Gabungan Internal dan Eksternal
Gabungan antara faktor internal dan eksternal, seperti seorang anak yang mengalami gangguan kecerdasan (internal), kemudian dia belajar pada lingkungan yang keras dan kompetitif (eksternal).

Bagaimana Membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
• Intervensi : menghilangkan hambatan, mengoptimalkan potensi.
• Kompensasi : mengalihkan aktivitas yang dapat diikuti oleh anak.
• Prevensi : mencegah agar hambatan yang dialami tidak bertambah berat.

Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
1. Pendidikan di sekolah khusus (Segregasi)
2. Pendidikan di sekolah umum (Reguler).
- Sistem integrasi (ABK menyesuaikan kepada kurikulum / pembelajaran)
- Sistem inklusi (kurikulum / pembelajaran menyesuaikan kepada ABK)
3. Pendidikan melalui Homeschooling.
4. Pendidikan melalui PKBM, seperti PLS.


Referensi :
Hurlock, Elizabeth B. (1994). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Somantri, T. Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Minggu, 29 Mei 2011

Indahnya Kebersamaan di atas Perbedaan

Setiap manusia mempunyai kepribadian yang beragam. Tiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Selain itu, manusia juga selalu melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Saat berinteraksi itulah kepribadian mereka terwujud dalam tingkah laku. Di samping itu, kepribadian manusia terbentuk berdasarkan perkembangan suatu individu sejak ia masih kecil hingga dewasa.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi, di mana dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya. Namun, perlu diketahui, meskipun setiap manusia itu berbeda satu sama lain, tapi manusia adalah satu dalam kebersamaan.

Keistimewaan Manusia
Setelah muncul teori klasik evolusi yang dikemukakan Darwin, sekarang muncul kembali perkembangan baru dari Inggris yang didokumentasikan oleh BBC, yang mengatakan bahwa manusia berasal dari ikan. Kabarnya, ikan itu beradaptasi ke darat, dengan berjalan ngesot dan akhirnya bisa beradaptasi.
Para ilmuwan Inggris menyatakan bahwa struktur tulang ikan memiliki kemiripan dengan manusia. Lalu, datang kabar terbaru dari Australia bahwa katanya manusia itu berasal dari kanguru. Mereka berargumen bahwa anatomi kanguru dengan manusia meiliki banyak kemiripan.
Kalau manusia berasal dari salah satu dari ketiga hewan tersebut maka tidak ada yang istimewa dari manusia. Bahkan meskipun ketiga hewan tersebut digabung atau ditambah jenis hewan lainnya tetap tidak akan mengalahkan kecerdasan manusia. Manusia istimewa karena manusia melampaui semua makhluk hidup yang diciptakan Allah.
Manusia memiliki otak dengan kemampuan yang luar biasa. Otak manusia terdiri dari 100 miliar sel saraf. Selama organisme berkembang dari telur yang dibuahi, neuron dibentuk dengan kecepatan yang luar biasa yaitu 250.000 per menit selama sembilan bulan.
Otak manusia yang beratnya kurang lebih 1,5 kg adalah organ pengendali utama di dalam sistem saraf manusia. Otak mengendalikan, mengawasi, mengkordinasikan hampir semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Otak mengumpulkan dan menyimpan kesan panca indrawi, menilai serta memberikan respons.
Ahli saraf dan faal Amerika, Benyamin Libet mengatakan bahwa kesadaran kita ketinggalan setengah detik dari kegaitan otak. Ketika kita dengan sadar mengambil keputusan tentang sesuatu, otak kita sudah lebih dulu menilai dan menganalisa semua informasi dari sekeliling kita yang ada hubungannya dengan situasi itu.
Begitu luar biasanya otak manusia, sehingga para ahli menyatakan bahwa “Setelah ribuan ilmuwan mempelajari otak selama berabad-abad, satu-satunya cara memadai untuk menggambarkan otak adalah menerimanya sebagai suatu keajaiban”. (Robert Ornstein / Ricvhard F. Thompson, Our Brain – a Living Labyrinth).
Selain itu, sesungguhnya manusia juga mendengar dengan enam telinga, dan dua penciuman kita dapat membedakan lebih dari 10.000 aroma yang berbeda. Jantung kita berdetak 100.000 kali setiap hari. Sehingga kalau usia kita mencapai 70 tahun, jantung kita berdetak 2.500 juta kali, memompa darah yang bisa mengisi sebuah pencakar langit. Fakta ilmiah ini mengingatkan bahwa kita bukan sekedar makhluk biologis biasa, tetapi kita adalah makhluk istimewa ciptaan Tuhan yang bukan hanya mengungguli makhluk lainnya dengan otak kita.
Keajaiban manusia hendaknya membawa kita untuk menyadari bahwa betapa lebih luar biasanya yang menciptakan kita yaitu Tuhan. Tuhan mendesain kita bukan karena kebetulan belaka. Tidak hanya itu, Dia memiliki maksud, rencana dan tujuan ketika Dia menciptakan kita. Kita bukanlah produk massal atau produk gagal atau cacat tetapi kita adalah “Masterpiece”-nya Allah, kita adalah rancangan Allah yang luar biasa. Maka, bersyukurlah untuk semua itu.

Impian dan Kemampuan Manusia dalam Mengelola Pikiran
Betapa sering kita mengagumi berbagai hal di sekeliling kita. Kita mengagumi ciptaan Tuhan, seperti alam semesta dengan segala isinya: gunung-gunung, lautan, sungai, hutan, dan segala keindahan ciptaan-Nya yang menakjubkan. Kita juga bahkan mengagumi keindahan dan kecanggihan ciptaan manusia, seperti gedung-gedung tinggi, komputer, peralatan komunikasi, pesawat luar angkasa bahkan berbagai simbol kemewahan seperti: baju Ralph Laurent, sepatu Bally, pena Mont Blanc, dasi Giorgio Armani, dan berbagai jenis mobil mewah seperti Mercedez Benz, BMW, Jaguar, dan sebagainya.
Di samping itu, kita seringkali dibuat takjub oleh hal-hal yang berada di luar kita tersebut. Tetapi di sisi lain kita justru sering tidak menyadari dan tidak pernah mengucap syukur atas ciptaan Tuhan yang luar biasa dan yang merupakan maha karya (master piece) Tuhan yang paling sempurna (the ultimate creation) dari seluruh ciptaanNya yang lain, yaitu kita, manusia.
Setiap manusia adalah sangat berharga, bernilai tinggi, unik, dan sangat indah serta jauh lebih berharga dibandingkan apa pun di dunia ini.
Menurut Stephen Covey, ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang spesifik tidak dimiliki oleh ciptaan-Nya yang lain. Keempat anugerah ilahi itulah yang membuat manusia unik dan memiliki daya untuk menjadi co-creator bagi kehidupannya.
1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir kita sendiri. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia memiliki kekuasaan atas semua benda di dunia ini dan mengapa manusia dapat membuat kemajuan penting dari generasi ke generasi.
2. Imajinasi, yaitu kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita saat ini.
3. Suara hati, yaitu kesadaran batin yang dalam tentang yang benar dan yang salah, tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut.
4. Kemauan, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.
Dengan keempat anugerah Ilahi tersebut berarti sesungguhnya kapasitas manusia tidak terbatas. Hal ini dikarenakan kita memiliki semua hal yang diperlukan untuk mencipta (imajinasi) berdasarkan tuntunan atau panduan suara hati yang terwujud atas kesadaran diri dan terdorong oleh kehendak bebas dalam diri kita.
Jika kita perhatikan sekeliling kita, semua benda ciptaan manusia, tidak ada satu pun yang tercipta tanpa terlebih dulu melalui proses imajinasi dan upaya yang tidak kenal lelah untuk mewujudkannya (kehendak bebas) dan berdasarkan tuntunan intuisi, ilham atau inspirasi. Artinya, setiap manusia juga memiliki kemampuan unik tersebut untuk mencipta dan mewujudkan setiap imajinasi atau gambaran mental yang ada dalam pikiran kita menjadi realitas fisik atau kenyataan.
Setiap manusia pada dasarnya tidak menyadari kekuatan yang dimilikinya, sampai akhirnya pada suatu titik ketika beberapa orang yang sukses dapat menemukan rahasia tersebut dan menjadi dan atau memperoleh apa pun yang mereka impikan dan inginkan selama ini. Kekuatan tersebut adalah seperti bagian gunung es yang tidak kita ketahui sebelumnya.
David J. Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking Big mengemukakan empat alasan atau dalih mengapa banyak orang tidak mencapai impian atau kesuksesan. Dalih tersebut antara lain adalah dalih kesehatan, dalih usia, dalih intelegensi dan dalih nasib. Keempat hal itulah yang sering digunakan manusia untuk meyakinkan dirinya bahwa kesuksesan dan kehidupan yang luar biasa adalah bukan untuknya.
Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apa pun jadinya kita, apa pun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.

Enam Kekuatan Utama Manusia
1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan ini, setiap manusia harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.
2. Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.
3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.
4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.
5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.
6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.
Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.

Setiap Manusia Unik dan Berbeda Satu Sama Lain
Tuhan menciptakan manusia unik dan berbeda satu sama lain, tidak ada manusia di dunia ini yang sama. Jika memang Tuhan menciptakan kita unik mengapa kita masih saja iri dengan apa yang dimiliki orang lain?
Kita sebagai manusia memang sering kali merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain, merasa iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Semakin kita merasa iri dengan orang lain maka itu akan semakin menghambat kemajuan kita.
Kita akan hanya berfokus untuk bisa menjadi seperti orang lain, kita hanya berpikir bagaimana kita bisa menyamai orang yang kita kagumi dan kita iri pada kelebihannya.
Semakin kita hanya berfokus pada hal itu maka kita akan semakin melupakan diri kita sendiri, kita tidak akan mencari apa kelebihan yang kita miliki.
Cobalah untuk berusaha mencari apa yang kita miliki, mencari kelebihan apa yang kita punya. Dengan itu hidup kita akan menjadi lebih baik.
Kita harus ingat bahwa kita unik, setiap pribadi memiliki keunikan dalam diri mereka masing-masing. Keunikan dan kelebihan itu lah yang harus kita cari dan bukan nya mencari cara untuk menyamai keunikan dan kelebihan yang dimiliki orang lain.
Misalnya saja, ada dua orang yang diberi sebuah pekerjaan atau tugas yang sama, orang pertama membuat dengan caranya sendiri. Tetapi orang kedua melihat dan ingin sekali hasilnya nanti sama dengan orang yang pertama tadi.
Orang kedua hanya berpikir cara agar hasilnya sama dengan orang pertama, hal itu bukanlah hal yang baik. Pada akhirnya pun jika orang kedua sudah selesai membuatnya maka hasilnya tidak akan bisa sama persis dengan yang dibuat orang pertama dan ternyata hasilnya juga lebih jelek ternyata.
Dari cerita di atas kita harus sadar bahwa kemampuan kita berbeda satu sama lain, setiap orang memiliki caranya sendiri. KIta harus bisa untuk mencari cara sendiri dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tidak peduli apa kah hasilnya nanti tidak sebagus milik orang lain tetapi yang terpenting kita sudah mencoba dengan cara kita sendiri, dengan keunikan yang kita miliki sendiri.
Memang tidak mudah untuk bisa menjadi diri sendiri tetapi kita harus sadar bahwa kita unik, setiap manusia memiliki keunikan sendiri. Kita mempunyai kelebihan dan keunikan yang orang lain tidak miliki dan itu lah yang harus kita kembangkan bukannya keunikan dan kelebihan orang lain yang kita tiru dan kita kembangkan.
Jika kita berpikir orang lain lebih hebat dan mereka lebih unik maka itu pemikiran yang salah. Yang menjadikan hebat seseorang adalah mereka mampu untuk mencari keunikan dan kelebihan yang mereka miliki sendiri dan mereka berhasil mengembangkan itu.
Yang terpenting adalah kita tidak perlu iri dengan apa yang dimiliki orang lain dan kita harus terus mencari kelebihan dan keunikan yang kita miliki sendiri dan mengembangkannya karena dengan itu hidup kita akan menjadi lebih baik dan ingat bahwa kita hanya ada satu di dunia ini dan kita harus bangga bahwa tidak ada orang lain yang sama dengan kita.

Kebersamaan yang Terjalin di antara Sesama Manusia
Kebersamaan adalah awal dari terciptanya kedamaian hidup antar manusia, di mana adanya saling pengertian terhadap sesama mahkluk sosial. Dengan kebersamaan hidup menjadi lebih indah, dengan kebersamaan kita bisa meraih kesuksesan jika di ikuti dengan kepercayaan dan kejujuran.
Tetapi kebersamaan bukanlah kunci kesuksesan yang sebenarnya, Usaha atau berusaha disertai rasa percaya diri yang positif adalah kunci kesuksesan yang sebenarnya, kebersamaan hanyalah pendukung. Selain itu, kita pun harus sering berdoa kepada Tuhan, agar kesuksesan lebih mudah dicapai.
Kebersamaan itu sangat penting, karena manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang membutuhkan kehadiran manusia lain dalam menjalankan perannya di muka bumi ini. Tidak ada satu orangpun manusia yang hidup tanpa membutuhkan kehadiran orang lain. Nabi Adam sebagai bapak dari manusia tak dipungkiri membutuhkan kehadiran Siti Hawa sebagai istrinya.
Sudah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia untuk hidup saling berdampingan satu dengan yang lain. Kebersamaan dalam keluarga merupakan hal penting dalam kehidupan sosial. Dimana keluarga merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah masyarakat. Baik buruknya masyarakat salah satunya tergantung dari kehidupan individu ketika berada di dalam lingkungan keluarga. Kebersamaan dalam keluarga memberikan kehangatan, menumbuhkan rasa percaya diri setiap individu yang ada di dalamnya untuk melaksanakan setiap peran yang diembannya dalam kehidupan. Oleh sebab itu, menjadi suatu hal yang penting membina kebersamaan dalam keluarga. Di samping itu, kebersamaan dalam masyarakat juga sangat penting,
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka.
Singkat kata, mereka hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan. Mereka cenderung bersikap acuh tak acuh dalam mengikutsertakan diri menjalankan kegiatan organisasi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan/alasan/keinginan mereka ketika mendaftar menjadi anggota organisasi. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang harus dijalankan secara kooperatif oleh pengurus organisasi terutama ketua organisasi.
Pertama adalah menjamin pengetahuan setiap anggota tentang organisasi secara keseluruhan. Pengetahuan tentang sejarah pendirian, visi, misi, serta program kerja organisasi misalnya.
Kedua, mengadakan kegiatan-kegiatan sesuai basis organisasi untuk melibatkan anggota secara aktif dalam organisasi bersangkutan.
Pemberian pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan melalui ceramah/seminar dari sumber yang kompeten; diskusi antar anggota, bila diikuti dengan sungguh-sungguh akan bermanfaat positif dalam membangun loyalitas dan kebersamaan antar anggota.
Sikap-sikap positif seperti berjiwa besar, menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun dan berjiwa satria, sangat berperan penting pula dalam diri masing-masing anggota untuk mewujudkan loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi.
Dan yang paling penting adalah kebersamaan dalam agama. Kebersamaan dalam Islam adalah hal yang teramat indah. Islam adalah agama yang mengajarkan kebersamaan. Untuk menguatkan kebersamaan cukup dengan menggunakan konsep sholat berjamaah dan ibadah haji, Tuntunan untuk melaksanakan shalat secara berjamaah dan melaksanakan ibadah haji merupakan dua ajaran Islam yang sangat kental dengan nilai kebersamaan, tidak ada lagi hal yang membedakan antar kaum Muslimin. Kesemuanya akan berbaur menjadi satu. Tidak ada lagi jurang yang membedakan setiap jamaah, apapun kedudukannya dan status sosialnya, berhaji, kita diwajibkan mengenakan pakaian ihram.
Dengan mengenakan pakaian serba putih tersebut dan mengumandangkan ucapan talbiyah, kita telah menyerukan komitmen kita untuk datang ke rumah Allah dan menyempurnakan ke-Islaman kita. Selain itu, ketika kita mengenakan pakaian ihram, maka kita diingatkan bahwa nanti, ketika meninggal kita tidak akan membawa apapun. Di mata Allah SWT semua manusia adalah sama.Yang membedakan antara manusia hanya dalam hubungan sosial yang terkadang melanggar aturan Islam.
Pada hakekatnya Islam tidak mengajarkan adanya perpisahan dan mempilalah-pilah. Sangat beruntung seseorang jika ia mampu memberikan perdamaian antara dua orang yang ingin memisahkan persaudaraan dan kebersamaan. Dan sangat merugi jika sesorang ingin ataupun punya niat untuk memisakan suatu kaum atau dua orang dengan sisi perbedaan yang sebenarnya tidak bisa di satukan.

Kesimpulan
Setiap manusia adalah sangat berharga, bernilai tinggi, unik, dan sangat indah serta jauh lebih berharga dibandingkan apapun di dunia ini.
Pernahkah kita menyadari bahwa tubuh kita terdiri atas 200 bentuk tulang yang berbeda yang terangkai dan tersusun secara sempurna; dibungkus dengan milyaran serat otot dan dikoordinasikan oleh jaringan syaraf yang panjangnya tidak kurang dari 10 kilometer. Jantung kita adalah sebuah pompa mekanik yang mengagumkan, yang berdenyut rata-rata 36 juta kali setiap tahunnya sepanjang hidup kita, tanpa pernah beristirahat. Sedangkan otak kita merupakan komputer canggih yang mengendalikan lebih dari seratus tugas (super multi tasking) secara bersamaan dalam sistem tubuh kita.
Pernahkah pula kita sadari bahwa setiap kita adalah unik dan setiap kita berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang identik atau sama, bahkan saudara kembar identik pun tidak. Artinya sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, setiap kita juga memiliki kelebihan dan kekuatan yang berbeda satu sama lain. Keyakinan itulah yang harus mendasari setiap pergumulan dan upaya kita meraih hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.
Pernahkah kita menyadari bahwa seorang tukang parkir yang berdiri di samping sebuah mobil Mercy S700, adalah jauh lebih mengagumkan dan luar biasa dibandingkan dengan mobil tersebut. Sang tukang parkir adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan mobil mewah adalah ciptaan manusia; tetapi kita justru lebih mengagumi mobil tersebut dibandingkan seorang manusia yang tercipta dalam kesempurnaan ilahi.
Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apapun jadinya kita, apapun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.
No one is born to lose. Everyone is born to win. And the biggest difference that separates the one from the other is the willingness to learn, to change, and to grow.
Renungan ini tidak akan banyak berarti dan tidak akan pernah dapat menginspirasi kita untuk mencapai hal-hal terbaik dalam kehidupan kita, mencapai kehidupan berkelimpahan, jika setiap kita yang membacanya tidak memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar, untuk berubah dan bertumbuh.
Di samping itu, sesungguhnya penulis sangat prihatin atas kehidupan berbangsa di negeri kita ini, Indonesia, yang semakin meminggirkan kebersamaan. Banyak gejala dalam masyarakat yang menampakkan bagaimana sebuah bangsa yang menyebut secara eksplisit keadilan sosial dalam ideologi Pancasila-nya, seolah tak menghiraukan lagi istilah kebaikan bersama.
Oleh karena itu, hendaknya kita menyadari bahwa kita ini tidak ada keterpisahan. Yang nampak adalah perbedaan. Tapi yang lebih penting adalah kebersamaan. Dan semua itu harus didukung oleh percaya diri yang positif.

Daftar Pustaka
Margaret, M. Poloma. (1994). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gerungan, Dr. W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bonner, H. (1953). Social Psychology. American Book Company.
Roueck & Warren. (1957). Sociology. Littlefield Adams & Co.
Morgan, et al. (1979). Introduction to Psychology. New York: Mc Graw Hill.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2003). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kamis, 03 Maret 2011

Introvert Personality

Introvert personality adalah suatu karakter pribadi yang bersifat individu dan biasanya lebih pendiam dan tertutup, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik dalam suatu kelompok atau lebih suka menyendiri di rumah daripada harus berkumpul dengan orang lain, atau berjam-jam duduk di depan komputer.
Tapi, tidak semua introvert bersikap seperti itu, tidak sedikit orang introvert yang suka berkelompok dan membicarakan sesuatu dengan temannya walaupun kebanyakan hanya suka membicarakan atau melakukan hal-hal yang dianggapnya bermanfaat atas berbagai alasan.
Hmm,, mungkin, penjelasan singkat di atas sudah cukup untuk memberikan pengertian secara umum apa itu introvert.
Penjelasan lain yang lebih mendalam mengenai istilah introvert
Konsep ini muncul sejak 1920-an dari seorang ahli psikolog, Carl Jung, dan kini menjadi variabel penting di berbagai macam tes kepribadian, termasuk Myers-Briggs Type Indicator yang terkenal itu.
Kaum introvert tidak selamanya pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menampilkan diri dari lingkungan sosial; introvert pada umumnya tidak seperti itu. Orang introvert juga tidak anti orang lain, meski sebagiannya sepakat dengan Sartre yang mengatakan: Sarapan bersama orang lain adalah neraka. Lebih tepatnya, introvert adalah mereka yang merasa bahwa orang lain itu adalah sesuatu yang melelahkan.
Orang yang memiliki karakter introvert tidak banyak terdapat di dunia ini, dan bisa dibilang kaum minoritas. Menurut data berdasarkan analisa para ahli psikologi, jumlah populasi tipe karakter introvert lebih sedikit dibanding extrovert yaitu sekitar duapuluh lima persen dari total populasi dunia. Hal itu membuktikan karakter introvert adalah kaum minoritas, artinya makin sedikit sekali kesempatan para introvert untuk unjuk gigi di bumi yang luas ini.
Seperti kita ketahui, seorang introvert lebih suka dengan kegiatan yang bersifat individual. Dalam zaman yang serba maju seperti sekarang ini, teknologi menjadikan hampir setiap hal lebih mudah. Internet, adalah suatu jaringan komunikasi terbuka yang menjangkau ke setiap sudut di belahan bumi, merupakan sarana komunikasi yang paling cocok bagi para introvert.
Oya, aku teringat satu hal yang menarik, ketika mengikuti perkuliahan mata kuliah psikologi Kepribadian. Ketika dosen sedang menjelaskan panjang lebar mengenai perbandingan introvert dan ekstrovert di depan kelas, ada temen yang mengatakan ”Neng, kayaknya kamu tuh tipe-tipe orang introvert deh. “Kamu tuh orangnya pendiam, tertutup, tidak banyak temen yang tahu apa kegiatanmu,dll”. Sejenak aku merenung, bener juga apa yang dikatakan temenku itu. Aku pun merasa kalau aku memang orang yang introvert. Namun, sempat terpikir juga olehku, apakah benar aku ini tergolong orang introvert, atau hanya mendekati introvert??
Kemudian, beberapa minggu yang lalu, aku pernah membaca sebuah artikel yang menjelaskan mengenai perbandingan karakter introvert dan ekstrovert. Di artikel itu disebutkan bahwa orang yang memiliki tipe introvert mendapat kesan sebagai orang “aneh” dan “kurang normal”, sedangkan ekstrovert disebutkan sebagai orang normal dan sesuai dengan standar masyarakat.
Aku juga mengetahui bahwa introvert itu lebih menyukai kesendirian dan terkesan penyendiri yang tidak menyukai keramaian. Aku adalah salah satu orang introvert. Awalnya aku merasa tidak bisa menerima bahwa aku seorang introvert. Tapi, sekarang, aku tidak akan mengingkari lagi kalau aku ini seorang introvert. Kalau toh memang aku seorang introvert kenapa? Yang penting, aku harus belajar untuk meyesuaikan dengan keadaan lingkungan, dimana kebanyakan orang dengan karakter ini akan banyak menemui permasalahan.
Hmm,,,sempat aku berpikir menjadi seorang yang introvert itu tidak bagus dan tidak dapat maju seperti halnya orang ekstrovert. Di artikel itu juga dijelaskan bahwa orang ekstrovert itu memiliki kelebihan dalam bergaul dan bersosialisasi karena mereka memang lebih menyukai berkumpul bersama orang banyak.
Aku sebagai seseorang yang masuk kategori dewasa awal, tentu saja ingin memiliki banyak teman untuk saling berbagi, namun aku terlahir sebagai seorang yang susah bergaul di lingkungan baru karena aku lebih memilih sendirian dan diam. Ada suatu kondisi dimana aku ingin bergabung dengan orang-orang yang baru aku temui untuk menambah teman, namun aku juga ingin menghindari mereka karena aku merasa tidak percaya diri. Dengan situasi seperti itu, aku sering mengalami kebingungan dengan apa yang seharusnya aku lakukan.
Sebagai seseorang yang tidak bisa menerima karakter dirinya yang introvert, aku berusaha untuk memulai “menuju keramaian”. Ternyata itu adalah suatu hal yang sulit sekali. Aku juga ingin selalu berusaha agar menjadi seseorang yang aktif berorganisasi. Mulailah aku mengikuti organisasi di Jurusan yang sedang aku tempuh yaitu Psikologi. Salah satunya adalah BEM. Namun, ternyata hal itu tidak merubah banyak sifat pasifku.
Saat ini, aku adalah salah seorang mahasiswa Psikologi UPI. Aku belajar di mata kuliah Psikologi Kepribadian yang pada akhirnya membuat aku bisa menerima bahwa aku adalah orang yang introvert. Memang, masih saja ada sisa sedikit rasa “malu”, namun aku harus berusaha untuk memaksimalkan keuntungan menjadi seorang yang introvert.
Menurut aku, tak selamanya menjadi seorang introvert itu rugi dan menjadi seorang ekstrovert itu beruntung. Salah satu cara utama agar orang introvert merasa dirinya juga beruntung adalah dengan mengubah pandangannya yang sejak awal, “ Aku tidak bisa apa-apa dengan introvert ini” menjadi “ Aku bisa melakukan apa saja karena menjadi orang yang introvert”.
Kepercayaan diri harus mulai ditanam dalam hati sedini mungkin. Adapun keuntungan menjadi seorang introvert itu sudah terbiasa sendiri. Bayangkanlah jika seorang ekstrovert terjebak dalam “kesunyian”. Mereka pasti susah untuk melakukan sesuatu karena mereka adalah orang yang membutuhkan orang lain dan keramaian. Introvert yang memang sudah terbiasa dengan kesendirian akan mampu menghadapi situasi tersebut dengan tenang. Jika seorang introvert terjebak dalam “keramaian”, mereka akan mampu menghadapinya dengan sesegera mungkin “lari” dan mencari tempat yang membuat mereka merasa aman.
Dalam pergaulan, memang ekstrovert lebih cepat memiliki teman sedangkan introvert membutuhkan waktu yang lama untuk bisa merasa nyaman dengan orang lain. Menurut aku, orang yang introvert akan lebih mampu menilai seseorang dan memilih teman yang baik untuk menjadi temannya. Jika mereka sudah merasa nyaman, mereka pun dapat membuka diri mereka dengan bebas karena sudah yakin memilih teman yang baik yang dapat menerima diri mereka apa adanya. Kemudian, orang introvert memang tidak mampu berkomuniksi langsung atau berpidato sebaik orang berkepribadian ekstrovert, namun mereka mampu menulis ide-idenya ke dalam sebuah tulisan ataupun cerita. Salah satu orang introvert yang memiliki kemampuan menulis yang baik adalah J.K Rowling dengan Harry Potter-nya yang mendunia. Jadi, jangan heran jika melihat orang yang diam-diam saja ternyata dia memiliki potensi yang luar biasa. Selain itu, ada beberapa tokoh terkenal lainnya yang mereka semua adalah introvert, yaitu Mahatma Gandhi, Albert Einstein, Bill gates, Michael Jordan, dan masih banyak lagi.
Di samping itu, menjadi seorang introvert itu sangat nyaman. Mungkin karena aku juga termasuk salah satunya, aku bisa memiliki privasi yang tidak boleh orang lain tahu. Aku bisa menyimpan suatu rahasia yang ada pada diri aku atau pun rahasia orang lain karena aku tidak akan banyak bicara. Mungkin orang akan menganggap bahwa selalu menyendiri itu aneh, tapi menurut aku itu sangat menyenangkan. Menyendiri dalam kamar dengan membaca buku atau pun surfing ke dunia maya memberikan kenyamanan tersendiri yang mungkin orang ekstrovert tidak terbiasa.
Orang introvert bukan seorang yang pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menarik diri dari lingkungan sosial. Orang introvert juga bukanlah seorang yang sombong, yang menganggap orang lain tidak sekelas dengan dirinya. Ini cuma masalah KENYAMANAN. Seorang introvert, bahkan yang ekstrim menganggap mengobrol dengan orang-orang berlama-lama merupakan sesuatu yang melelahkan. Seorang introvert dunianya lebih banyak terpusat pada “aku” dan “aku”. Mereka banyak menghabiskan waktu dan energi mereka untuk dunia “aku”. Bagi seorang introvert ekstrim, dunia selain “aku” adalah dunia yang sangat “melelahkan”.
Bidang pekerjaan yang sesuai dengan introvert yang aku baca dari sebuah artikel, yaitu yang berhubungan dengan dunia internet, akuntan, auditor, analis, ahli komputer seperti desainer grafis dan penulis. Sebenarnya, jika seorang yang introvert mampu mengembangkan kemampuan mereka meski tidak harus dengan bidang pekerjaan yang aku tuliskan, mereka bisa menjadi orang yang sukses.
Oleh karena itu, Be our self. Tetaplah menjadi diri kita sendiri. Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan ini. Seringlah bersyukur kepada Tuhan atas semua pemberiannya dan teruslah berdoa. Jangan pernah merasa takut, malu bahkan putus asa jika ternyata Anda adalah seorang yang berkepribadian introvert. Because, nothing impossible with god.   

Sumber :
Alwisol. (2009). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Hall, Calvin S. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: The Permissions Department, John Willey & Sons.

Jumat, 08 Oktober 2010

Cerita Masa Lalu Edison

Semasa kecil Thomas Alfa Edison (sang penemu listrik) sangat tidak tampak kecerdasannya, bahkan dia terlihat seperti orang idiot karena ukuran kepalanya lebih besar dari ukuran yang wajar. Orang-orang di sekitarnya mengira dia menderita kelainan syaraf.
Pertanyaan-pertanyaan aneh yang sering dilontarkannya pada orang-orang, menambah prasangka mereka. Bahkan di sekolahnya sendiri, karena banyaknya pertanyaan berbelit yang dilontarkannya, dia mendapat julukan ”Si Dungu”. Oleh karena itu, pada suatu hari, dia pulang dari sekolah sambil menangis dan menceritakan kepada ibunya apa yang telah dialaminya.
Sang Ibu lalu menuntun sang putranya itu kembali ke sekolah dan berkata kepada guru Edison: ”Anda tidak tahu apa yang telah anda ucapkan, anak saya lebih banyak akalnya daripada anda. Disinilah kekeliruan dan aib tindakan anda, saya akan membawa anak saya pulang ke rumah dan saya sendiri yang akan mengajar dan mendidiknya. Suatu saat nanti saya akan menunjukkan kepada anda bahwa dia memang memiliki kecerdasan yang terpendam.” Begitulah prediksi sang ibu yang sangat menakjubkan. Sejak saat itu, sebagaimana telah dijanjikan, ibunya mulai mengajar dan mendidiknya di rumah.
Teras yang berada di depan rumah Edison, menjadi sebuah kelas bagi Edison sendiri, sebagai murid tunggalnya. Semua gerak-gerik anak itu sama seperti ibunya, dia sangat mencintai ibunya. Ketika sang ibu bicara, dia mendengarkannya dengan seksama, seakan akan ibunya itu samudera ilmu pengetahuan.
Karena bantuan ibu yang sangat ”pandai” (dalam pendekatan belajar dan mengajar), dalam usianya yang kesembilan Edison telah mempelajari buku-buku para penulis ternama yang sangat berat, seperti Gibbon, Plato, dan Hammer. Selain itu, sang ibu juga mengajarkan kepadanya ilmu geografi, sejarah, berhitung dan akhlak. Lebih dari tiga tahun Edison tidak ke sekolah, semua dia dapatkan dari sang ibu.
Ibu Edison benar-benar seorang Pembina karena perhatiannya tidak hanya terfokus pada aspek pengajaran dan pendidikannya saja, tetapi juga sisi lain; harus menemukan kecerdasan-kecerdasan alami si anak dan setelah itu barulah mengajarkannya dengan baik dan benar.
Setelah menjadi orang terkenal, Edison berkata: ”Sejak kecil, saya tahu bahwa ibu adalah sosok yang sangat bijak; ketika guru saya memanggil saya anak dungu, beliau membela saya. Sejak saat itu, saya bertekad untuk membuktikan kepada ibu saya bahwa beliau tidak salah membela saya.”
Edison juga berkata: ”Saya tidak akan pernah melupakan pengaruh-pengaruh positif pengajaran dan pendidikan ibu saya. Kalau beliau tidak memotivasi saya, mungkin saya tidak akan menjadi seorang penemu. Ibu berkeyakinan bahwa kebanyakan orang yang menyimpang di usia baligh disebabkan oleh kurangnya pengajaran dan pendidikan yang cukup di masa kecilnya. Dulu saya adalah orang yang selalu ingin hidup bebas, kalau bukan karena perhatian ibu, kemungkinan besar saya sudah menyimpang. Namun keteguhan serta kebaikannya, telah menyelamatkan saya dari penyimpangan dan kesesatan.”
Sang Ibu harus tahu kalau anaknya perlu pendidikan dan perhatian. Siapapun yang dapat mencapai kedudukan apapun adalah berkat perhatian sang ibu. Kebesaran hati dan pengorbanan adalah tujuan sang ibu.
Namun, tak jarang kita juga sering dibuat terpengarah oleh sikap seorang ibu, yang memarahi putra atau putrinya yang tengah berceloteh dengan manis. Lebih menggenaskan lagi, ada orang tua yang memarahi anak-anak mereka dengan mengatakan: ”Bicara pinter, tetapi matematika bodoh.”
Tampaknya orang tua tersebut tidak berbeda dengan kebanyakan orang tua lainnya yang tidak tahu bahwa akanya memiliki aspek Kecerdasan Linguistik yang menonjol. Tetapi mereka justru menganggap matematika sebagai tolok ukur kecerdasan anak-anak. Umumnya para orang tua sangat sedih jika anak-anak mereka tidak mendapat nilai bagus untuk pelajaran matematika. Berbagai upaya dilakukan agar si anak menjadi pintar, termasuk dengan memaksa mereka mengikuti les matematika bahkan dengan menggaji guru privat.
Para orang tua mestinya menyadari bahwa kecerdasan, menurut perkembangan teori terbaru, mempunyai sembilan aspek yang disebut dengan istilah Multiple Intelligences. Kesembilan aspek itu adalah Kecerdasan Linguistik, kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Spasial (Ruang-Tempat), Kecerdasan Bermusik, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis, dan Kecerdasan Moral.
Setiap anak memiliki Multiple Intelligences (Kecerdasan Berganda) itu, tetapi pada masing-masing mereka ada aspek-aspek yang paling menonjol. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali sejak dini kelebihan dan kekurangan putra-putrinya. Orang tua bertugas memfasilitasi anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Lain

1. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
 Ilmu yang berpengaruh pada Psikologi Sosial adalah Sosiologi dan Antropologi (Bonner, 1953).
 Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
 Antropologi : Memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya tertentu.
 Psikologi Sosial : Mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya.
 Perbedaan Psikologi Sosial dengan Sosiologi adalah fokus studinya.
 Fokus perhatian studi :
a. Psikologi Sosial : Perilaku Individu
b. Sosiologi : Sistem dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu.
 Sosiologi lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.

2. Hubungan Psikologi dengan Antropologi
 Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi, yaitu :
a. Kepribadian bangsa
b. Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
c. Nilai universal dalam persoalan kepribadian bangsa sesudah Perang Dunia ke-1, hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan.
 Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ali antropologi teratarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak. Masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
 Hampir semua penelitian yang mendalami ”kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak. Misalnya, orang Jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak.
 Perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
 Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragam.
 Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya.
 Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi budaya: dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya.
 Anthropology in mental health memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/gangguan mental pada diri individu.

3. Hubungan psikologi dengan Ilmu Komunikasi
 Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikasi.
 Dalam perkembangannya, ilmu komunikasi melakukan ”perkawinan” dengan berbagai ilmu lain.
 Subdisiplin : komunikasi politik, sosiologi komunikasi massa, psikologi komunikasi.
 Psikologi Komunikasi : Ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
4. Hubungan Psikologi dengan Biologi
 Objek Formal :
a. Psikologi : tingkah laku manusia.
b. Biologi : fisik.
 Psikologi sebagai ilmu subjektif.
a. Mempelajari penginderaan dan persepsi manusia, menganggap manusia sebagai subjek (pelaku).
b. Psikologi mempelajari nilai yang berkembang dari persepsi subjek.
c. Psikologi mempelajari perilaku secara ”molar” (perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh).
 Biologi sebagai ilmu objektif.
a. Mempelajari manusia sebagai jasad/objek.
b. Mempelajari fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia.
c. Mempelajari perilaku manusia secara molekular.
d. Mempelajari molekul-molekul dari perilaku berupa gerakan, refleks, proses ketubuhan, dan sebagainya.

5. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Alam
 Pada permulaan abad ke-19, psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam.
 Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen.
 Objek penelitian psikologi : manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang.
 Objek penelitian ilmu alam : benda mati.

6. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
 Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
 Dalam penyelidikannya, filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia.
 Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya.
 Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan akan ”pincang” dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.

7. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
 Ilmu Pendidikan : bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai meninggal.
 Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan.
 Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan.

8. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
 Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang politik, “massa psikologi”.
 Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya.
 Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.