Setiap manusia mempunyai kepribadian yang beragam. Tiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Selain itu, manusia juga selalu melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Saat berinteraksi itulah kepribadian mereka terwujud dalam tingkah laku. Di samping itu, kepribadian manusia terbentuk berdasarkan perkembangan suatu individu sejak ia masih kecil hingga dewasa.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi, di mana dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya. Namun, perlu diketahui, meskipun setiap manusia itu berbeda satu sama lain, tapi manusia adalah satu dalam kebersamaan.
Keistimewaan Manusia
Setelah muncul teori klasik evolusi yang dikemukakan Darwin, sekarang muncul kembali perkembangan baru dari Inggris yang didokumentasikan oleh BBC, yang mengatakan bahwa manusia berasal dari ikan. Kabarnya, ikan itu beradaptasi ke darat, dengan berjalan ngesot dan akhirnya bisa beradaptasi.
Para ilmuwan Inggris menyatakan bahwa struktur tulang ikan memiliki kemiripan dengan manusia. Lalu, datang kabar terbaru dari Australia bahwa katanya manusia itu berasal dari kanguru. Mereka berargumen bahwa anatomi kanguru dengan manusia meiliki banyak kemiripan.
Kalau manusia berasal dari salah satu dari ketiga hewan tersebut maka tidak ada yang istimewa dari manusia. Bahkan meskipun ketiga hewan tersebut digabung atau ditambah jenis hewan lainnya tetap tidak akan mengalahkan kecerdasan manusia. Manusia istimewa karena manusia melampaui semua makhluk hidup yang diciptakan Allah.
Manusia memiliki otak dengan kemampuan yang luar biasa. Otak manusia terdiri dari 100 miliar sel saraf. Selama organisme berkembang dari telur yang dibuahi, neuron dibentuk dengan kecepatan yang luar biasa yaitu 250.000 per menit selama sembilan bulan.
Otak manusia yang beratnya kurang lebih 1,5 kg adalah organ pengendali utama di dalam sistem saraf manusia. Otak mengendalikan, mengawasi, mengkordinasikan hampir semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Otak mengumpulkan dan menyimpan kesan panca indrawi, menilai serta memberikan respons.
Ahli saraf dan faal Amerika, Benyamin Libet mengatakan bahwa kesadaran kita ketinggalan setengah detik dari kegaitan otak. Ketika kita dengan sadar mengambil keputusan tentang sesuatu, otak kita sudah lebih dulu menilai dan menganalisa semua informasi dari sekeliling kita yang ada hubungannya dengan situasi itu.
Begitu luar biasanya otak manusia, sehingga para ahli menyatakan bahwa “Setelah ribuan ilmuwan mempelajari otak selama berabad-abad, satu-satunya cara memadai untuk menggambarkan otak adalah menerimanya sebagai suatu keajaiban”. (Robert Ornstein / Ricvhard F. Thompson, Our Brain – a Living Labyrinth).
Selain itu, sesungguhnya manusia juga mendengar dengan enam telinga, dan dua penciuman kita dapat membedakan lebih dari 10.000 aroma yang berbeda. Jantung kita berdetak 100.000 kali setiap hari. Sehingga kalau usia kita mencapai 70 tahun, jantung kita berdetak 2.500 juta kali, memompa darah yang bisa mengisi sebuah pencakar langit. Fakta ilmiah ini mengingatkan bahwa kita bukan sekedar makhluk biologis biasa, tetapi kita adalah makhluk istimewa ciptaan Tuhan yang bukan hanya mengungguli makhluk lainnya dengan otak kita.
Keajaiban manusia hendaknya membawa kita untuk menyadari bahwa betapa lebih luar biasanya yang menciptakan kita yaitu Tuhan. Tuhan mendesain kita bukan karena kebetulan belaka. Tidak hanya itu, Dia memiliki maksud, rencana dan tujuan ketika Dia menciptakan kita. Kita bukanlah produk massal atau produk gagal atau cacat tetapi kita adalah “Masterpiece”-nya Allah, kita adalah rancangan Allah yang luar biasa. Maka, bersyukurlah untuk semua itu.
Impian dan Kemampuan Manusia dalam Mengelola Pikiran
Betapa sering kita mengagumi berbagai hal di sekeliling kita. Kita mengagumi ciptaan Tuhan, seperti alam semesta dengan segala isinya: gunung-gunung, lautan, sungai, hutan, dan segala keindahan ciptaan-Nya yang menakjubkan. Kita juga bahkan mengagumi keindahan dan kecanggihan ciptaan manusia, seperti gedung-gedung tinggi, komputer, peralatan komunikasi, pesawat luar angkasa bahkan berbagai simbol kemewahan seperti: baju Ralph Laurent, sepatu Bally, pena Mont Blanc, dasi Giorgio Armani, dan berbagai jenis mobil mewah seperti Mercedez Benz, BMW, Jaguar, dan sebagainya.
Di samping itu, kita seringkali dibuat takjub oleh hal-hal yang berada di luar kita tersebut. Tetapi di sisi lain kita justru sering tidak menyadari dan tidak pernah mengucap syukur atas ciptaan Tuhan yang luar biasa dan yang merupakan maha karya (master piece) Tuhan yang paling sempurna (the ultimate creation) dari seluruh ciptaanNya yang lain, yaitu kita, manusia.
Setiap manusia adalah sangat berharga, bernilai tinggi, unik, dan sangat indah serta jauh lebih berharga dibandingkan apa pun di dunia ini.
Menurut Stephen Covey, ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang spesifik tidak dimiliki oleh ciptaan-Nya yang lain. Keempat anugerah ilahi itulah yang membuat manusia unik dan memiliki daya untuk menjadi co-creator bagi kehidupannya.
1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir kita sendiri. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia memiliki kekuasaan atas semua benda di dunia ini dan mengapa manusia dapat membuat kemajuan penting dari generasi ke generasi.
2. Imajinasi, yaitu kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita saat ini.
3. Suara hati, yaitu kesadaran batin yang dalam tentang yang benar dan yang salah, tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut.
4. Kemauan, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.
Dengan keempat anugerah Ilahi tersebut berarti sesungguhnya kapasitas manusia tidak terbatas. Hal ini dikarenakan kita memiliki semua hal yang diperlukan untuk mencipta (imajinasi) berdasarkan tuntunan atau panduan suara hati yang terwujud atas kesadaran diri dan terdorong oleh kehendak bebas dalam diri kita.
Jika kita perhatikan sekeliling kita, semua benda ciptaan manusia, tidak ada satu pun yang tercipta tanpa terlebih dulu melalui proses imajinasi dan upaya yang tidak kenal lelah untuk mewujudkannya (kehendak bebas) dan berdasarkan tuntunan intuisi, ilham atau inspirasi. Artinya, setiap manusia juga memiliki kemampuan unik tersebut untuk mencipta dan mewujudkan setiap imajinasi atau gambaran mental yang ada dalam pikiran kita menjadi realitas fisik atau kenyataan.
Setiap manusia pada dasarnya tidak menyadari kekuatan yang dimilikinya, sampai akhirnya pada suatu titik ketika beberapa orang yang sukses dapat menemukan rahasia tersebut dan menjadi dan atau memperoleh apa pun yang mereka impikan dan inginkan selama ini. Kekuatan tersebut adalah seperti bagian gunung es yang tidak kita ketahui sebelumnya.
David J. Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking Big mengemukakan empat alasan atau dalih mengapa banyak orang tidak mencapai impian atau kesuksesan. Dalih tersebut antara lain adalah dalih kesehatan, dalih usia, dalih intelegensi dan dalih nasib. Keempat hal itulah yang sering digunakan manusia untuk meyakinkan dirinya bahwa kesuksesan dan kehidupan yang luar biasa adalah bukan untuknya.
Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apa pun jadinya kita, apa pun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.
Enam Kekuatan Utama Manusia
1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan ini, setiap manusia harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.
2. Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.
3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.
4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.
5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.
6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.
Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.
Setiap Manusia Unik dan Berbeda Satu Sama Lain
Tuhan menciptakan manusia unik dan berbeda satu sama lain, tidak ada manusia di dunia ini yang sama. Jika memang Tuhan menciptakan kita unik mengapa kita masih saja iri dengan apa yang dimiliki orang lain?
Kita sebagai manusia memang sering kali merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain, merasa iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Semakin kita merasa iri dengan orang lain maka itu akan semakin menghambat kemajuan kita.
Kita akan hanya berfokus untuk bisa menjadi seperti orang lain, kita hanya berpikir bagaimana kita bisa menyamai orang yang kita kagumi dan kita iri pada kelebihannya.
Semakin kita hanya berfokus pada hal itu maka kita akan semakin melupakan diri kita sendiri, kita tidak akan mencari apa kelebihan yang kita miliki.
Cobalah untuk berusaha mencari apa yang kita miliki, mencari kelebihan apa yang kita punya. Dengan itu hidup kita akan menjadi lebih baik.
Kita harus ingat bahwa kita unik, setiap pribadi memiliki keunikan dalam diri mereka masing-masing. Keunikan dan kelebihan itu lah yang harus kita cari dan bukan nya mencari cara untuk menyamai keunikan dan kelebihan yang dimiliki orang lain.
Misalnya saja, ada dua orang yang diberi sebuah pekerjaan atau tugas yang sama, orang pertama membuat dengan caranya sendiri. Tetapi orang kedua melihat dan ingin sekali hasilnya nanti sama dengan orang yang pertama tadi.
Orang kedua hanya berpikir cara agar hasilnya sama dengan orang pertama, hal itu bukanlah hal yang baik. Pada akhirnya pun jika orang kedua sudah selesai membuatnya maka hasilnya tidak akan bisa sama persis dengan yang dibuat orang pertama dan ternyata hasilnya juga lebih jelek ternyata.
Dari cerita di atas kita harus sadar bahwa kemampuan kita berbeda satu sama lain, setiap orang memiliki caranya sendiri. KIta harus bisa untuk mencari cara sendiri dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tidak peduli apa kah hasilnya nanti tidak sebagus milik orang lain tetapi yang terpenting kita sudah mencoba dengan cara kita sendiri, dengan keunikan yang kita miliki sendiri.
Memang tidak mudah untuk bisa menjadi diri sendiri tetapi kita harus sadar bahwa kita unik, setiap manusia memiliki keunikan sendiri. Kita mempunyai kelebihan dan keunikan yang orang lain tidak miliki dan itu lah yang harus kita kembangkan bukannya keunikan dan kelebihan orang lain yang kita tiru dan kita kembangkan.
Jika kita berpikir orang lain lebih hebat dan mereka lebih unik maka itu pemikiran yang salah. Yang menjadikan hebat seseorang adalah mereka mampu untuk mencari keunikan dan kelebihan yang mereka miliki sendiri dan mereka berhasil mengembangkan itu.
Yang terpenting adalah kita tidak perlu iri dengan apa yang dimiliki orang lain dan kita harus terus mencari kelebihan dan keunikan yang kita miliki sendiri dan mengembangkannya karena dengan itu hidup kita akan menjadi lebih baik dan ingat bahwa kita hanya ada satu di dunia ini dan kita harus bangga bahwa tidak ada orang lain yang sama dengan kita.
Kebersamaan yang Terjalin di antara Sesama Manusia
Kebersamaan adalah awal dari terciptanya kedamaian hidup antar manusia, di mana adanya saling pengertian terhadap sesama mahkluk sosial. Dengan kebersamaan hidup menjadi lebih indah, dengan kebersamaan kita bisa meraih kesuksesan jika di ikuti dengan kepercayaan dan kejujuran.
Tetapi kebersamaan bukanlah kunci kesuksesan yang sebenarnya, Usaha atau berusaha disertai rasa percaya diri yang positif adalah kunci kesuksesan yang sebenarnya, kebersamaan hanyalah pendukung. Selain itu, kita pun harus sering berdoa kepada Tuhan, agar kesuksesan lebih mudah dicapai.
Kebersamaan itu sangat penting, karena manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang membutuhkan kehadiran manusia lain dalam menjalankan perannya di muka bumi ini. Tidak ada satu orangpun manusia yang hidup tanpa membutuhkan kehadiran orang lain. Nabi Adam sebagai bapak dari manusia tak dipungkiri membutuhkan kehadiran Siti Hawa sebagai istrinya.
Sudah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia untuk hidup saling berdampingan satu dengan yang lain. Kebersamaan dalam keluarga merupakan hal penting dalam kehidupan sosial. Dimana keluarga merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah masyarakat. Baik buruknya masyarakat salah satunya tergantung dari kehidupan individu ketika berada di dalam lingkungan keluarga. Kebersamaan dalam keluarga memberikan kehangatan, menumbuhkan rasa percaya diri setiap individu yang ada di dalamnya untuk melaksanakan setiap peran yang diembannya dalam kehidupan. Oleh sebab itu, menjadi suatu hal yang penting membina kebersamaan dalam keluarga. Di samping itu, kebersamaan dalam masyarakat juga sangat penting,
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka.
Singkat kata, mereka hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan. Mereka cenderung bersikap acuh tak acuh dalam mengikutsertakan diri menjalankan kegiatan organisasi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan/alasan/keinginan mereka ketika mendaftar menjadi anggota organisasi. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang harus dijalankan secara kooperatif oleh pengurus organisasi terutama ketua organisasi.
Pertama adalah menjamin pengetahuan setiap anggota tentang organisasi secara keseluruhan. Pengetahuan tentang sejarah pendirian, visi, misi, serta program kerja organisasi misalnya.
Kedua, mengadakan kegiatan-kegiatan sesuai basis organisasi untuk melibatkan anggota secara aktif dalam organisasi bersangkutan.
Pemberian pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan melalui ceramah/seminar dari sumber yang kompeten; diskusi antar anggota, bila diikuti dengan sungguh-sungguh akan bermanfaat positif dalam membangun loyalitas dan kebersamaan antar anggota.
Sikap-sikap positif seperti berjiwa besar, menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun dan berjiwa satria, sangat berperan penting pula dalam diri masing-masing anggota untuk mewujudkan loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi.
Dan yang paling penting adalah kebersamaan dalam agama. Kebersamaan dalam Islam adalah hal yang teramat indah. Islam adalah agama yang mengajarkan kebersamaan. Untuk menguatkan kebersamaan cukup dengan menggunakan konsep sholat berjamaah dan ibadah haji, Tuntunan untuk melaksanakan shalat secara berjamaah dan melaksanakan ibadah haji merupakan dua ajaran Islam yang sangat kental dengan nilai kebersamaan, tidak ada lagi hal yang membedakan antar kaum Muslimin. Kesemuanya akan berbaur menjadi satu. Tidak ada lagi jurang yang membedakan setiap jamaah, apapun kedudukannya dan status sosialnya, berhaji, kita diwajibkan mengenakan pakaian ihram.
Dengan mengenakan pakaian serba putih tersebut dan mengumandangkan ucapan talbiyah, kita telah menyerukan komitmen kita untuk datang ke rumah Allah dan menyempurnakan ke-Islaman kita. Selain itu, ketika kita mengenakan pakaian ihram, maka kita diingatkan bahwa nanti, ketika meninggal kita tidak akan membawa apapun. Di mata Allah SWT semua manusia adalah sama.Yang membedakan antara manusia hanya dalam hubungan sosial yang terkadang melanggar aturan Islam.
Pada hakekatnya Islam tidak mengajarkan adanya perpisahan dan mempilalah-pilah. Sangat beruntung seseorang jika ia mampu memberikan perdamaian antara dua orang yang ingin memisahkan persaudaraan dan kebersamaan. Dan sangat merugi jika sesorang ingin ataupun punya niat untuk memisakan suatu kaum atau dua orang dengan sisi perbedaan yang sebenarnya tidak bisa di satukan.
Kesimpulan
Setiap manusia adalah sangat berharga, bernilai tinggi, unik, dan sangat indah serta jauh lebih berharga dibandingkan apapun di dunia ini.
Pernahkah kita menyadari bahwa tubuh kita terdiri atas 200 bentuk tulang yang berbeda yang terangkai dan tersusun secara sempurna; dibungkus dengan milyaran serat otot dan dikoordinasikan oleh jaringan syaraf yang panjangnya tidak kurang dari 10 kilometer. Jantung kita adalah sebuah pompa mekanik yang mengagumkan, yang berdenyut rata-rata 36 juta kali setiap tahunnya sepanjang hidup kita, tanpa pernah beristirahat. Sedangkan otak kita merupakan komputer canggih yang mengendalikan lebih dari seratus tugas (super multi tasking) secara bersamaan dalam sistem tubuh kita.
Pernahkah pula kita sadari bahwa setiap kita adalah unik dan setiap kita berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang identik atau sama, bahkan saudara kembar identik pun tidak. Artinya sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, setiap kita juga memiliki kelebihan dan kekuatan yang berbeda satu sama lain. Keyakinan itulah yang harus mendasari setiap pergumulan dan upaya kita meraih hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.
Pernahkah kita menyadari bahwa seorang tukang parkir yang berdiri di samping sebuah mobil Mercy S700, adalah jauh lebih mengagumkan dan luar biasa dibandingkan dengan mobil tersebut. Sang tukang parkir adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan mobil mewah adalah ciptaan manusia; tetapi kita justru lebih mengagumi mobil tersebut dibandingkan seorang manusia yang tercipta dalam kesempurnaan ilahi.
Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apapun jadinya kita, apapun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.
No one is born to lose. Everyone is born to win. And the biggest difference that separates the one from the other is the willingness to learn, to change, and to grow.
Renungan ini tidak akan banyak berarti dan tidak akan pernah dapat menginspirasi kita untuk mencapai hal-hal terbaik dalam kehidupan kita, mencapai kehidupan berkelimpahan, jika setiap kita yang membacanya tidak memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar, untuk berubah dan bertumbuh.
Di samping itu, sesungguhnya penulis sangat prihatin atas kehidupan berbangsa di negeri kita ini, Indonesia, yang semakin meminggirkan kebersamaan. Banyak gejala dalam masyarakat yang menampakkan bagaimana sebuah bangsa yang menyebut secara eksplisit keadilan sosial dalam ideologi Pancasila-nya, seolah tak menghiraukan lagi istilah kebaikan bersama.
Oleh karena itu, hendaknya kita menyadari bahwa kita ini tidak ada keterpisahan. Yang nampak adalah perbedaan. Tapi yang lebih penting adalah kebersamaan. Dan semua itu harus didukung oleh percaya diri yang positif.
Daftar Pustaka
Margaret, M. Poloma. (1994). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gerungan, Dr. W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bonner, H. (1953). Social Psychology. American Book Company.
Roueck & Warren. (1957). Sociology. Littlefield Adams & Co.
Morgan, et al. (1979). Introduction to Psychology. New York: Mc Graw Hill.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2003). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Minggu, 29 Mei 2011
Kamis, 03 Maret 2011
Introvert Personality
Introvert personality adalah suatu karakter pribadi yang bersifat individu dan biasanya lebih pendiam dan tertutup, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik dalam suatu kelompok atau lebih suka menyendiri di rumah daripada harus berkumpul dengan orang lain, atau berjam-jam duduk di depan komputer.
Tapi, tidak semua introvert bersikap seperti itu, tidak sedikit orang introvert yang suka berkelompok dan membicarakan sesuatu dengan temannya walaupun kebanyakan hanya suka membicarakan atau melakukan hal-hal yang dianggapnya bermanfaat atas berbagai alasan.
Hmm,, mungkin, penjelasan singkat di atas sudah cukup untuk memberikan pengertian secara umum apa itu introvert.
Penjelasan lain yang lebih mendalam mengenai istilah introvert
Konsep ini muncul sejak 1920-an dari seorang ahli psikolog, Carl Jung, dan kini menjadi variabel penting di berbagai macam tes kepribadian, termasuk Myers-Briggs Type Indicator yang terkenal itu.
Kaum introvert tidak selamanya pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menampilkan diri dari lingkungan sosial; introvert pada umumnya tidak seperti itu. Orang introvert juga tidak anti orang lain, meski sebagiannya sepakat dengan Sartre yang mengatakan: Sarapan bersama orang lain adalah neraka. Lebih tepatnya, introvert adalah mereka yang merasa bahwa orang lain itu adalah sesuatu yang melelahkan.
Orang yang memiliki karakter introvert tidak banyak terdapat di dunia ini, dan bisa dibilang kaum minoritas. Menurut data berdasarkan analisa para ahli psikologi, jumlah populasi tipe karakter introvert lebih sedikit dibanding extrovert yaitu sekitar duapuluh lima persen dari total populasi dunia. Hal itu membuktikan karakter introvert adalah kaum minoritas, artinya makin sedikit sekali kesempatan para introvert untuk unjuk gigi di bumi yang luas ini.
Seperti kita ketahui, seorang introvert lebih suka dengan kegiatan yang bersifat individual. Dalam zaman yang serba maju seperti sekarang ini, teknologi menjadikan hampir setiap hal lebih mudah. Internet, adalah suatu jaringan komunikasi terbuka yang menjangkau ke setiap sudut di belahan bumi, merupakan sarana komunikasi yang paling cocok bagi para introvert.
Oya, aku teringat satu hal yang menarik, ketika mengikuti perkuliahan mata kuliah psikologi Kepribadian. Ketika dosen sedang menjelaskan panjang lebar mengenai perbandingan introvert dan ekstrovert di depan kelas, ada temen yang mengatakan ”Neng, kayaknya kamu tuh tipe-tipe orang introvert deh. “Kamu tuh orangnya pendiam, tertutup, tidak banyak temen yang tahu apa kegiatanmu,dll”. Sejenak aku merenung, bener juga apa yang dikatakan temenku itu. Aku pun merasa kalau aku memang orang yang introvert. Namun, sempat terpikir juga olehku, apakah benar aku ini tergolong orang introvert, atau hanya mendekati introvert??
Kemudian, beberapa minggu yang lalu, aku pernah membaca sebuah artikel yang menjelaskan mengenai perbandingan karakter introvert dan ekstrovert. Di artikel itu disebutkan bahwa orang yang memiliki tipe introvert mendapat kesan sebagai orang “aneh” dan “kurang normal”, sedangkan ekstrovert disebutkan sebagai orang normal dan sesuai dengan standar masyarakat.
Aku juga mengetahui bahwa introvert itu lebih menyukai kesendirian dan terkesan penyendiri yang tidak menyukai keramaian. Aku adalah salah satu orang introvert. Awalnya aku merasa tidak bisa menerima bahwa aku seorang introvert. Tapi, sekarang, aku tidak akan mengingkari lagi kalau aku ini seorang introvert. Kalau toh memang aku seorang introvert kenapa? Yang penting, aku harus belajar untuk meyesuaikan dengan keadaan lingkungan, dimana kebanyakan orang dengan karakter ini akan banyak menemui permasalahan.
Hmm,,,sempat aku berpikir menjadi seorang yang introvert itu tidak bagus dan tidak dapat maju seperti halnya orang ekstrovert. Di artikel itu juga dijelaskan bahwa orang ekstrovert itu memiliki kelebihan dalam bergaul dan bersosialisasi karena mereka memang lebih menyukai berkumpul bersama orang banyak.
Aku sebagai seseorang yang masuk kategori dewasa awal, tentu saja ingin memiliki banyak teman untuk saling berbagi, namun aku terlahir sebagai seorang yang susah bergaul di lingkungan baru karena aku lebih memilih sendirian dan diam. Ada suatu kondisi dimana aku ingin bergabung dengan orang-orang yang baru aku temui untuk menambah teman, namun aku juga ingin menghindari mereka karena aku merasa tidak percaya diri. Dengan situasi seperti itu, aku sering mengalami kebingungan dengan apa yang seharusnya aku lakukan.
Sebagai seseorang yang tidak bisa menerima karakter dirinya yang introvert, aku berusaha untuk memulai “menuju keramaian”. Ternyata itu adalah suatu hal yang sulit sekali. Aku juga ingin selalu berusaha agar menjadi seseorang yang aktif berorganisasi. Mulailah aku mengikuti organisasi di Jurusan yang sedang aku tempuh yaitu Psikologi. Salah satunya adalah BEM. Namun, ternyata hal itu tidak merubah banyak sifat pasifku.
Saat ini, aku adalah salah seorang mahasiswa Psikologi UPI. Aku belajar di mata kuliah Psikologi Kepribadian yang pada akhirnya membuat aku bisa menerima bahwa aku adalah orang yang introvert. Memang, masih saja ada sisa sedikit rasa “malu”, namun aku harus berusaha untuk memaksimalkan keuntungan menjadi seorang yang introvert.
Menurut aku, tak selamanya menjadi seorang introvert itu rugi dan menjadi seorang ekstrovert itu beruntung. Salah satu cara utama agar orang introvert merasa dirinya juga beruntung adalah dengan mengubah pandangannya yang sejak awal, “ Aku tidak bisa apa-apa dengan introvert ini” menjadi “ Aku bisa melakukan apa saja karena menjadi orang yang introvert”.
Kepercayaan diri harus mulai ditanam dalam hati sedini mungkin. Adapun keuntungan menjadi seorang introvert itu sudah terbiasa sendiri. Bayangkanlah jika seorang ekstrovert terjebak dalam “kesunyian”. Mereka pasti susah untuk melakukan sesuatu karena mereka adalah orang yang membutuhkan orang lain dan keramaian. Introvert yang memang sudah terbiasa dengan kesendirian akan mampu menghadapi situasi tersebut dengan tenang. Jika seorang introvert terjebak dalam “keramaian”, mereka akan mampu menghadapinya dengan sesegera mungkin “lari” dan mencari tempat yang membuat mereka merasa aman.
Dalam pergaulan, memang ekstrovert lebih cepat memiliki teman sedangkan introvert membutuhkan waktu yang lama untuk bisa merasa nyaman dengan orang lain. Menurut aku, orang yang introvert akan lebih mampu menilai seseorang dan memilih teman yang baik untuk menjadi temannya. Jika mereka sudah merasa nyaman, mereka pun dapat membuka diri mereka dengan bebas karena sudah yakin memilih teman yang baik yang dapat menerima diri mereka apa adanya. Kemudian, orang introvert memang tidak mampu berkomuniksi langsung atau berpidato sebaik orang berkepribadian ekstrovert, namun mereka mampu menulis ide-idenya ke dalam sebuah tulisan ataupun cerita. Salah satu orang introvert yang memiliki kemampuan menulis yang baik adalah J.K Rowling dengan Harry Potter-nya yang mendunia. Jadi, jangan heran jika melihat orang yang diam-diam saja ternyata dia memiliki potensi yang luar biasa. Selain itu, ada beberapa tokoh terkenal lainnya yang mereka semua adalah introvert, yaitu Mahatma Gandhi, Albert Einstein, Bill gates, Michael Jordan, dan masih banyak lagi.
Di samping itu, menjadi seorang introvert itu sangat nyaman. Mungkin karena aku juga termasuk salah satunya, aku bisa memiliki privasi yang tidak boleh orang lain tahu. Aku bisa menyimpan suatu rahasia yang ada pada diri aku atau pun rahasia orang lain karena aku tidak akan banyak bicara. Mungkin orang akan menganggap bahwa selalu menyendiri itu aneh, tapi menurut aku itu sangat menyenangkan. Menyendiri dalam kamar dengan membaca buku atau pun surfing ke dunia maya memberikan kenyamanan tersendiri yang mungkin orang ekstrovert tidak terbiasa.
Orang introvert bukan seorang yang pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menarik diri dari lingkungan sosial. Orang introvert juga bukanlah seorang yang sombong, yang menganggap orang lain tidak sekelas dengan dirinya. Ini cuma masalah KENYAMANAN. Seorang introvert, bahkan yang ekstrim menganggap mengobrol dengan orang-orang berlama-lama merupakan sesuatu yang melelahkan. Seorang introvert dunianya lebih banyak terpusat pada “aku” dan “aku”. Mereka banyak menghabiskan waktu dan energi mereka untuk dunia “aku”. Bagi seorang introvert ekstrim, dunia selain “aku” adalah dunia yang sangat “melelahkan”.
Bidang pekerjaan yang sesuai dengan introvert yang aku baca dari sebuah artikel, yaitu yang berhubungan dengan dunia internet, akuntan, auditor, analis, ahli komputer seperti desainer grafis dan penulis. Sebenarnya, jika seorang yang introvert mampu mengembangkan kemampuan mereka meski tidak harus dengan bidang pekerjaan yang aku tuliskan, mereka bisa menjadi orang yang sukses.
Oleh karena itu, Be our self. Tetaplah menjadi diri kita sendiri. Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan ini. Seringlah bersyukur kepada Tuhan atas semua pemberiannya dan teruslah berdoa. Jangan pernah merasa takut, malu bahkan putus asa jika ternyata Anda adalah seorang yang berkepribadian introvert. Because, nothing impossible with god.
Sumber :
Alwisol. (2009). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Hall, Calvin S. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: The Permissions Department, John Willey & Sons.
Tapi, tidak semua introvert bersikap seperti itu, tidak sedikit orang introvert yang suka berkelompok dan membicarakan sesuatu dengan temannya walaupun kebanyakan hanya suka membicarakan atau melakukan hal-hal yang dianggapnya bermanfaat atas berbagai alasan.
Hmm,, mungkin, penjelasan singkat di atas sudah cukup untuk memberikan pengertian secara umum apa itu introvert.
Penjelasan lain yang lebih mendalam mengenai istilah introvert
Konsep ini muncul sejak 1920-an dari seorang ahli psikolog, Carl Jung, dan kini menjadi variabel penting di berbagai macam tes kepribadian, termasuk Myers-Briggs Type Indicator yang terkenal itu.
Kaum introvert tidak selamanya pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menampilkan diri dari lingkungan sosial; introvert pada umumnya tidak seperti itu. Orang introvert juga tidak anti orang lain, meski sebagiannya sepakat dengan Sartre yang mengatakan: Sarapan bersama orang lain adalah neraka. Lebih tepatnya, introvert adalah mereka yang merasa bahwa orang lain itu adalah sesuatu yang melelahkan.
Orang yang memiliki karakter introvert tidak banyak terdapat di dunia ini, dan bisa dibilang kaum minoritas. Menurut data berdasarkan analisa para ahli psikologi, jumlah populasi tipe karakter introvert lebih sedikit dibanding extrovert yaitu sekitar duapuluh lima persen dari total populasi dunia. Hal itu membuktikan karakter introvert adalah kaum minoritas, artinya makin sedikit sekali kesempatan para introvert untuk unjuk gigi di bumi yang luas ini.
Seperti kita ketahui, seorang introvert lebih suka dengan kegiatan yang bersifat individual. Dalam zaman yang serba maju seperti sekarang ini, teknologi menjadikan hampir setiap hal lebih mudah. Internet, adalah suatu jaringan komunikasi terbuka yang menjangkau ke setiap sudut di belahan bumi, merupakan sarana komunikasi yang paling cocok bagi para introvert.
Oya, aku teringat satu hal yang menarik, ketika mengikuti perkuliahan mata kuliah psikologi Kepribadian. Ketika dosen sedang menjelaskan panjang lebar mengenai perbandingan introvert dan ekstrovert di depan kelas, ada temen yang mengatakan ”Neng, kayaknya kamu tuh tipe-tipe orang introvert deh. “Kamu tuh orangnya pendiam, tertutup, tidak banyak temen yang tahu apa kegiatanmu,dll”. Sejenak aku merenung, bener juga apa yang dikatakan temenku itu. Aku pun merasa kalau aku memang orang yang introvert. Namun, sempat terpikir juga olehku, apakah benar aku ini tergolong orang introvert, atau hanya mendekati introvert??
Kemudian, beberapa minggu yang lalu, aku pernah membaca sebuah artikel yang menjelaskan mengenai perbandingan karakter introvert dan ekstrovert. Di artikel itu disebutkan bahwa orang yang memiliki tipe introvert mendapat kesan sebagai orang “aneh” dan “kurang normal”, sedangkan ekstrovert disebutkan sebagai orang normal dan sesuai dengan standar masyarakat.
Aku juga mengetahui bahwa introvert itu lebih menyukai kesendirian dan terkesan penyendiri yang tidak menyukai keramaian. Aku adalah salah satu orang introvert. Awalnya aku merasa tidak bisa menerima bahwa aku seorang introvert. Tapi, sekarang, aku tidak akan mengingkari lagi kalau aku ini seorang introvert. Kalau toh memang aku seorang introvert kenapa? Yang penting, aku harus belajar untuk meyesuaikan dengan keadaan lingkungan, dimana kebanyakan orang dengan karakter ini akan banyak menemui permasalahan.
Hmm,,,sempat aku berpikir menjadi seorang yang introvert itu tidak bagus dan tidak dapat maju seperti halnya orang ekstrovert. Di artikel itu juga dijelaskan bahwa orang ekstrovert itu memiliki kelebihan dalam bergaul dan bersosialisasi karena mereka memang lebih menyukai berkumpul bersama orang banyak.
Aku sebagai seseorang yang masuk kategori dewasa awal, tentu saja ingin memiliki banyak teman untuk saling berbagi, namun aku terlahir sebagai seorang yang susah bergaul di lingkungan baru karena aku lebih memilih sendirian dan diam. Ada suatu kondisi dimana aku ingin bergabung dengan orang-orang yang baru aku temui untuk menambah teman, namun aku juga ingin menghindari mereka karena aku merasa tidak percaya diri. Dengan situasi seperti itu, aku sering mengalami kebingungan dengan apa yang seharusnya aku lakukan.
Sebagai seseorang yang tidak bisa menerima karakter dirinya yang introvert, aku berusaha untuk memulai “menuju keramaian”. Ternyata itu adalah suatu hal yang sulit sekali. Aku juga ingin selalu berusaha agar menjadi seseorang yang aktif berorganisasi. Mulailah aku mengikuti organisasi di Jurusan yang sedang aku tempuh yaitu Psikologi. Salah satunya adalah BEM. Namun, ternyata hal itu tidak merubah banyak sifat pasifku.
Saat ini, aku adalah salah seorang mahasiswa Psikologi UPI. Aku belajar di mata kuliah Psikologi Kepribadian yang pada akhirnya membuat aku bisa menerima bahwa aku adalah orang yang introvert. Memang, masih saja ada sisa sedikit rasa “malu”, namun aku harus berusaha untuk memaksimalkan keuntungan menjadi seorang yang introvert.
Menurut aku, tak selamanya menjadi seorang introvert itu rugi dan menjadi seorang ekstrovert itu beruntung. Salah satu cara utama agar orang introvert merasa dirinya juga beruntung adalah dengan mengubah pandangannya yang sejak awal, “ Aku tidak bisa apa-apa dengan introvert ini” menjadi “ Aku bisa melakukan apa saja karena menjadi orang yang introvert”.
Kepercayaan diri harus mulai ditanam dalam hati sedini mungkin. Adapun keuntungan menjadi seorang introvert itu sudah terbiasa sendiri. Bayangkanlah jika seorang ekstrovert terjebak dalam “kesunyian”. Mereka pasti susah untuk melakukan sesuatu karena mereka adalah orang yang membutuhkan orang lain dan keramaian. Introvert yang memang sudah terbiasa dengan kesendirian akan mampu menghadapi situasi tersebut dengan tenang. Jika seorang introvert terjebak dalam “keramaian”, mereka akan mampu menghadapinya dengan sesegera mungkin “lari” dan mencari tempat yang membuat mereka merasa aman.
Dalam pergaulan, memang ekstrovert lebih cepat memiliki teman sedangkan introvert membutuhkan waktu yang lama untuk bisa merasa nyaman dengan orang lain. Menurut aku, orang yang introvert akan lebih mampu menilai seseorang dan memilih teman yang baik untuk menjadi temannya. Jika mereka sudah merasa nyaman, mereka pun dapat membuka diri mereka dengan bebas karena sudah yakin memilih teman yang baik yang dapat menerima diri mereka apa adanya. Kemudian, orang introvert memang tidak mampu berkomuniksi langsung atau berpidato sebaik orang berkepribadian ekstrovert, namun mereka mampu menulis ide-idenya ke dalam sebuah tulisan ataupun cerita. Salah satu orang introvert yang memiliki kemampuan menulis yang baik adalah J.K Rowling dengan Harry Potter-nya yang mendunia. Jadi, jangan heran jika melihat orang yang diam-diam saja ternyata dia memiliki potensi yang luar biasa. Selain itu, ada beberapa tokoh terkenal lainnya yang mereka semua adalah introvert, yaitu Mahatma Gandhi, Albert Einstein, Bill gates, Michael Jordan, dan masih banyak lagi.
Di samping itu, menjadi seorang introvert itu sangat nyaman. Mungkin karena aku juga termasuk salah satunya, aku bisa memiliki privasi yang tidak boleh orang lain tahu. Aku bisa menyimpan suatu rahasia yang ada pada diri aku atau pun rahasia orang lain karena aku tidak akan banyak bicara. Mungkin orang akan menganggap bahwa selalu menyendiri itu aneh, tapi menurut aku itu sangat menyenangkan. Menyendiri dalam kamar dengan membaca buku atau pun surfing ke dunia maya memberikan kenyamanan tersendiri yang mungkin orang ekstrovert tidak terbiasa.
Orang introvert bukan seorang yang pemalu. Orang-orang pemalu adalah mereka yang cemas atau takut atau menarik diri dari lingkungan sosial. Orang introvert juga bukanlah seorang yang sombong, yang menganggap orang lain tidak sekelas dengan dirinya. Ini cuma masalah KENYAMANAN. Seorang introvert, bahkan yang ekstrim menganggap mengobrol dengan orang-orang berlama-lama merupakan sesuatu yang melelahkan. Seorang introvert dunianya lebih banyak terpusat pada “aku” dan “aku”. Mereka banyak menghabiskan waktu dan energi mereka untuk dunia “aku”. Bagi seorang introvert ekstrim, dunia selain “aku” adalah dunia yang sangat “melelahkan”.
Bidang pekerjaan yang sesuai dengan introvert yang aku baca dari sebuah artikel, yaitu yang berhubungan dengan dunia internet, akuntan, auditor, analis, ahli komputer seperti desainer grafis dan penulis. Sebenarnya, jika seorang yang introvert mampu mengembangkan kemampuan mereka meski tidak harus dengan bidang pekerjaan yang aku tuliskan, mereka bisa menjadi orang yang sukses.
Oleh karena itu, Be our self. Tetaplah menjadi diri kita sendiri. Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan ini. Seringlah bersyukur kepada Tuhan atas semua pemberiannya dan teruslah berdoa. Jangan pernah merasa takut, malu bahkan putus asa jika ternyata Anda adalah seorang yang berkepribadian introvert. Because, nothing impossible with god.
Sumber :
Alwisol. (2009). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Hall, Calvin S. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: The Permissions Department, John Willey & Sons.
Langganan:
Postingan (Atom)