Jumat, 08 Oktober 2010

Cerita Masa Lalu Edison

Semasa kecil Thomas Alfa Edison (sang penemu listrik) sangat tidak tampak kecerdasannya, bahkan dia terlihat seperti orang idiot karena ukuran kepalanya lebih besar dari ukuran yang wajar. Orang-orang di sekitarnya mengira dia menderita kelainan syaraf.
Pertanyaan-pertanyaan aneh yang sering dilontarkannya pada orang-orang, menambah prasangka mereka. Bahkan di sekolahnya sendiri, karena banyaknya pertanyaan berbelit yang dilontarkannya, dia mendapat julukan ”Si Dungu”. Oleh karena itu, pada suatu hari, dia pulang dari sekolah sambil menangis dan menceritakan kepada ibunya apa yang telah dialaminya.
Sang Ibu lalu menuntun sang putranya itu kembali ke sekolah dan berkata kepada guru Edison: ”Anda tidak tahu apa yang telah anda ucapkan, anak saya lebih banyak akalnya daripada anda. Disinilah kekeliruan dan aib tindakan anda, saya akan membawa anak saya pulang ke rumah dan saya sendiri yang akan mengajar dan mendidiknya. Suatu saat nanti saya akan menunjukkan kepada anda bahwa dia memang memiliki kecerdasan yang terpendam.” Begitulah prediksi sang ibu yang sangat menakjubkan. Sejak saat itu, sebagaimana telah dijanjikan, ibunya mulai mengajar dan mendidiknya di rumah.
Teras yang berada di depan rumah Edison, menjadi sebuah kelas bagi Edison sendiri, sebagai murid tunggalnya. Semua gerak-gerik anak itu sama seperti ibunya, dia sangat mencintai ibunya. Ketika sang ibu bicara, dia mendengarkannya dengan seksama, seakan akan ibunya itu samudera ilmu pengetahuan.
Karena bantuan ibu yang sangat ”pandai” (dalam pendekatan belajar dan mengajar), dalam usianya yang kesembilan Edison telah mempelajari buku-buku para penulis ternama yang sangat berat, seperti Gibbon, Plato, dan Hammer. Selain itu, sang ibu juga mengajarkan kepadanya ilmu geografi, sejarah, berhitung dan akhlak. Lebih dari tiga tahun Edison tidak ke sekolah, semua dia dapatkan dari sang ibu.
Ibu Edison benar-benar seorang Pembina karena perhatiannya tidak hanya terfokus pada aspek pengajaran dan pendidikannya saja, tetapi juga sisi lain; harus menemukan kecerdasan-kecerdasan alami si anak dan setelah itu barulah mengajarkannya dengan baik dan benar.
Setelah menjadi orang terkenal, Edison berkata: ”Sejak kecil, saya tahu bahwa ibu adalah sosok yang sangat bijak; ketika guru saya memanggil saya anak dungu, beliau membela saya. Sejak saat itu, saya bertekad untuk membuktikan kepada ibu saya bahwa beliau tidak salah membela saya.”
Edison juga berkata: ”Saya tidak akan pernah melupakan pengaruh-pengaruh positif pengajaran dan pendidikan ibu saya. Kalau beliau tidak memotivasi saya, mungkin saya tidak akan menjadi seorang penemu. Ibu berkeyakinan bahwa kebanyakan orang yang menyimpang di usia baligh disebabkan oleh kurangnya pengajaran dan pendidikan yang cukup di masa kecilnya. Dulu saya adalah orang yang selalu ingin hidup bebas, kalau bukan karena perhatian ibu, kemungkinan besar saya sudah menyimpang. Namun keteguhan serta kebaikannya, telah menyelamatkan saya dari penyimpangan dan kesesatan.”
Sang Ibu harus tahu kalau anaknya perlu pendidikan dan perhatian. Siapapun yang dapat mencapai kedudukan apapun adalah berkat perhatian sang ibu. Kebesaran hati dan pengorbanan adalah tujuan sang ibu.
Namun, tak jarang kita juga sering dibuat terpengarah oleh sikap seorang ibu, yang memarahi putra atau putrinya yang tengah berceloteh dengan manis. Lebih menggenaskan lagi, ada orang tua yang memarahi anak-anak mereka dengan mengatakan: ”Bicara pinter, tetapi matematika bodoh.”
Tampaknya orang tua tersebut tidak berbeda dengan kebanyakan orang tua lainnya yang tidak tahu bahwa akanya memiliki aspek Kecerdasan Linguistik yang menonjol. Tetapi mereka justru menganggap matematika sebagai tolok ukur kecerdasan anak-anak. Umumnya para orang tua sangat sedih jika anak-anak mereka tidak mendapat nilai bagus untuk pelajaran matematika. Berbagai upaya dilakukan agar si anak menjadi pintar, termasuk dengan memaksa mereka mengikuti les matematika bahkan dengan menggaji guru privat.
Para orang tua mestinya menyadari bahwa kecerdasan, menurut perkembangan teori terbaru, mempunyai sembilan aspek yang disebut dengan istilah Multiple Intelligences. Kesembilan aspek itu adalah Kecerdasan Linguistik, kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Spasial (Ruang-Tempat), Kecerdasan Bermusik, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis, dan Kecerdasan Moral.
Setiap anak memiliki Multiple Intelligences (Kecerdasan Berganda) itu, tetapi pada masing-masing mereka ada aspek-aspek yang paling menonjol. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali sejak dini kelebihan dan kekurangan putra-putrinya. Orang tua bertugas memfasilitasi anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Lain

1. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
 Ilmu yang berpengaruh pada Psikologi Sosial adalah Sosiologi dan Antropologi (Bonner, 1953).
 Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
 Antropologi : Memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya tertentu.
 Psikologi Sosial : Mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya.
 Perbedaan Psikologi Sosial dengan Sosiologi adalah fokus studinya.
 Fokus perhatian studi :
a. Psikologi Sosial : Perilaku Individu
b. Sosiologi : Sistem dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu.
 Sosiologi lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.

2. Hubungan Psikologi dengan Antropologi
 Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi, yaitu :
a. Kepribadian bangsa
b. Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
c. Nilai universal dalam persoalan kepribadian bangsa sesudah Perang Dunia ke-1, hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan.
 Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ali antropologi teratarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak. Masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
 Hampir semua penelitian yang mendalami ”kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak. Misalnya, orang Jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak.
 Perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
 Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragam.
 Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya.
 Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi budaya: dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya.
 Anthropology in mental health memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/gangguan mental pada diri individu.

3. Hubungan psikologi dengan Ilmu Komunikasi
 Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikasi.
 Dalam perkembangannya, ilmu komunikasi melakukan ”perkawinan” dengan berbagai ilmu lain.
 Subdisiplin : komunikasi politik, sosiologi komunikasi massa, psikologi komunikasi.
 Psikologi Komunikasi : Ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
4. Hubungan Psikologi dengan Biologi
 Objek Formal :
a. Psikologi : tingkah laku manusia.
b. Biologi : fisik.
 Psikologi sebagai ilmu subjektif.
a. Mempelajari penginderaan dan persepsi manusia, menganggap manusia sebagai subjek (pelaku).
b. Psikologi mempelajari nilai yang berkembang dari persepsi subjek.
c. Psikologi mempelajari perilaku secara ”molar” (perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh).
 Biologi sebagai ilmu objektif.
a. Mempelajari manusia sebagai jasad/objek.
b. Mempelajari fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia.
c. Mempelajari perilaku manusia secara molekular.
d. Mempelajari molekul-molekul dari perilaku berupa gerakan, refleks, proses ketubuhan, dan sebagainya.

5. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Alam
 Pada permulaan abad ke-19, psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam.
 Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen.
 Objek penelitian psikologi : manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang.
 Objek penelitian ilmu alam : benda mati.

6. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
 Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
 Dalam penyelidikannya, filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia.
 Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya.
 Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan akan ”pincang” dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.

7. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
 Ilmu Pendidikan : bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai meninggal.
 Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan.
 Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan.

8. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
 Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang politik, “massa psikologi”.
 Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya.
 Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.

Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli

1. Crow & Crow
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain [human relationship] maupun bukan manusia; hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya).
2. Sartain
“Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
3. Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”.
2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”.
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”tingkah laku” organisme.
4. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology
”Psychology is the science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and complexity as it respond to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment.”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).
5. Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.
6. Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
7. Ernest Hilgert (1957)
”Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other animal, etc.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya).
8. Henry Gleitman (dalam Syah, 1995 : 8)
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
9. Edwin G. Boring & Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
10. George A. Miller (dalam buku ”Psychology and Communication)
“Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events.”
(Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku).
11. Clifford T. Morgan (dalam buku “Introduction to Psychology”)
“Psychology is the science of human and animal behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan).
12. Robert S. Woodworth & Marquis DG (1957)
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).
13. Paul Mussen & Mark R. Rosenzwieg
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
14. Knight & Knight
”Psychology may be defined as the systematic study of experience and behavior human and animal, normal and abnormal, individual and social.”
15. Ruch
“Psychology is sometimes defined as the study of man, but this definition is too broad. The truth is that psychology is party biological science and partly a social science, overlapping these two major areas and relating them each other.”
16. Wilhelm Wundt
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti: perasaan panca indera, pikiran, feeling (perasaan), dan kehendak.
17. John Broadus Watson
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons).
18. Plato & Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
19. Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.