Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah seorang anak yang mengalami “hambatan perkembangan dan belajar” sehingga memerlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak secara individual.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) terdiri dari kelompok yang permanent dan kelompok temporer.
1. Permanen: yang tidak bisa disembuhkan lagi, karena hambatan yang dialaminya membutuhkan layanan pendidikan khusus secara terus menerus.
2. Temporer: karena hambatan yang dialaminya membutuhkan layanan pendidikan khusus bersifat sementara.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan Hambatan Permanen
Mereka yang tergolong permanen mencakup anak yang mengalami:
- gangguan penglihatan
- gangguan pendengaran
- gangguan kecerdasan
- gangguan gerak
- gangguan interaksi dan komunikasi
- gangguan emosi, sosial dan tingkah laku, dll.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan Hambatan Temporer
Mereka yang tergolong temporer, mencakup:
1. Anak jalanan
- Anak di jalanan, tapi dia masih punya rumah dan orang tua (dia masih bisa pulang)
- Anak yang mencari nafkahnya di jalanan (mungkin punya orang tua mungkn tidak)
- Anak yang hidup di jalanan, tidak punya orang tua dan tidak bisa pulang ke rumah.
2. Anak korban bencana
3. Anak dari keluarga tidak mampu
4. Anak berada dalam lingkungan kelas atau sekolah yang tidak menguntungkan, dll.
Mengapa terjadi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)?
Hambatan yang terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa disebabkan oleh faktor internal, eksternal atau gabungan kedua faktor internal dan eksternal.
• Faktor Internal
Faktor internal pada diri anak akibat adanya kerusakan secara fisik seperti kehilangan fungsi penglihatan, kelayuhan pada bagian otak (cerebral palsy), dll.
• Faktor Eksternal
Faktor eksternal di luar diri anak, seperti anak mendapat perlakuan diolok-olok, tidak pernah dihargai, kehilangan kepercayaan diri, pola asuh yang salah dari orang tua, dll.
• Gabungan Internal dan Eksternal
Gabungan antara faktor internal dan eksternal, seperti seorang anak yang mengalami gangguan kecerdasan (internal), kemudian dia belajar pada lingkungan yang keras dan kompetitif (eksternal).
Bagaimana Membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
• Intervensi : menghilangkan hambatan, mengoptimalkan potensi.
• Kompensasi : mengalihkan aktivitas yang dapat diikuti oleh anak.
• Prevensi : mencegah agar hambatan yang dialami tidak bertambah berat.
Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
1. Pendidikan di sekolah khusus (Segregasi)
2. Pendidikan di sekolah umum (Reguler).
- Sistem integrasi (ABK menyesuaikan kepada kurikulum / pembelajaran)
- Sistem inklusi (kurikulum / pembelajaran menyesuaikan kepada ABK)
3. Pendidikan melalui Homeschooling.
4. Pendidikan melalui PKBM, seperti PLS.
Referensi :
Hurlock, Elizabeth B. (1994). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Somantri, T. Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar